Ilustrasi pondok pesantren sebagai sumber pertumbuhan wirausaha baru - - Foto: Medcom
Ilustrasi pondok pesantren sebagai sumber pertumbuhan wirausaha baru - - Foto: Medcom

Ini Lho Resep Pertumbuhan Ekonomi RI di Masa Depan

Husen Miftahudin • 06 September 2021 15:24
Jakarta: Ekonomi keumatan dinilai dapat menjadi penggerak roda perekonomian, termasuk masa pandemi covid-19 seperti sekarang. Di sisi lain, diperlukan kebijakan dalam membangun ekonomi keumatan yang mendukung dan merangsang umat menjadi wirausaha di berbagai sektor.
 
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan target rasio kewirausahaan nasional pada 2024 sebesar 3,95 persen dengan pertumbuhan wirausaha baru sebesar empat persen.
 
"Namun rasio kewirausahaan ini masih sekitar 3,47 persen, masih di bawah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Sehingga dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam mempersiapkan peningkatan kualitas SDM unggul untuk mewujudkan target itu," ujar Teten dalam siaran persnya, Senin, 6 September 2021.

Melihat kondisi tersebut, potensi pondok pesantren dan ekonomi syariah yang besar diyakini dapat mendongkrak kemajuan ekonomi nasional. Tercatat pada kuartal I-2021, Indonesia memiliki 31.385 pondok pesantren dengan jumlah mencapai 4,29 juta santri.
 
"Potensi ini juga menjadi kekuatan ekonomi syariah Indonesia yang menempati peringkat empat dunia," ungkap Teten.
 
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan bahwa besarnya potensi pondok pesantren dan ekonomi syariah masih bisa dikembangkan secara maksimal.

 
Karenanya, perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas talenta di lingkungan pesantren, baik dari sisi manajerial, keuangan, digitalisasi, hingga infrastruktur dan akses pasar agar lulusan pesantren siap bersaing, baik yang menggeluti dunia usaha maupun dunia karier.
 
"Termasuk membangun jaringan serta ekosistem yang saling menguatkan. Upaya tersebut membutuhkan sinergi dan dukungan dari pemerintah dan swasta," pungkas Erick.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan