Ia mengungkapkan Dana Moneter Internasional (IMF) pada April 2022 mengoreksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,6 persen atau 0,8 persen lebih rendah daripada prediksi pada Januari lalu.
"Krisis pangan dan energi global yang sedang terjadi saat ini merupakan salah satu penyebab perlambatan pemulihan ekonomi," kata dia dalam Fortune Indonesia Summit 2022 di Hotel Westin, Rabu, 18 Mei 2022.
Di samping itu, Lutfi menyebut inflasi di beberapa negara juga tumbuh tidak terkendali. Sementara di Indonesia, pertumbuhan ekonomi tercatat positif dengan inflasi yang rendah meskipun sedikit mengalami kenaikan.
"Kita patut bersyukur karena pada kuartal I-2022, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,01 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Inflasi Indonesia pada Januari-April 2022 tercatat cukup rendah sebesar 2,15 persen," ungkapnya.
Sementara itu, neraca perdagangan kembali melajutkan tren surplus pada April 2022 dengan nilai mencapai USD7,56 miliar yang merupakan rekor tertinggi. Surplus ini terjadi setelah ekspor sebesar USD27,32 miliar sedangkan impor USD19,76 miliar.
"Kinerja neraca perdagangan Indonesia juga pada tren surplus berkelanjutan 24 bulan berturut-turut. Surplus pada Januari-April 2022 mencapai USD16,89 miliar yang ditopang oleh surplus ekspor non migas sebesar USD24,6 miliar," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id