Ilustrasi. (FOTO: AFP)
Ilustrasi. (FOTO: AFP)

Pertahankan BI Rate, BI Diharapkan Beri Stimulus Dongkrak Kredit

Eko Nordiansyah • 16 Juni 2016 12:04
medcom.id, Jakarta: Bank Indonesia (BI) sore ini akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan. Salah satu yang dinanti adalah keputusan suku bunga acuan (BI rate) yang diprediksi akan tetap dipertahankan di level 6,75 persen.
 
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Paredede mengatakan, keputusan BI ditopang oleh kondisi stabilitas pada inflasi serta rupiah. Meskipun ada potensi peningkatan inflasi di bulan Ramada serta Idul Fitri, namun ekspektasi inflasi diperkirakan berkisar empat persen year on year (yoy).
 
"BI diprediksi masih akan dipertahankan di level 6,75 persen pada RDG bulan ini dengan mengingat level BI rate saat ini masih konsisten dalam menjaga kestabilan harga dan stabilitas rupiah," ujarnya kepada Metrotvnews.com, di Jakarta, Kamis (16/6/2016).

Langkah BI mempertahankan BI rate juga dipengaruhi suku bunga Amerika Serikat yang tetap di level 0,25 persen sampai 0,50 persen. Meskipun Fed rate masih dipertahankan pada bulan ini, namun tidak menutup kemungkinan untuk sekali kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.
 
Selain itu, referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) yang akan digelar 23 Juni berpotensi mendukung safe haven currencies. Hal ini tentunya bakal dicermati dalam RDG mengingat faktor eksternal tersebut berpotensi mempengaruhi pasar keuangan Indonesia dan nilai tukar rupiah.
 
Meskipun begitu, BI tetap memiliki ruang untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Salah satunya dengan kembali memangkas Giro Wajib Minimum (GWM) primer untuk meningkatkan likuiditas perbankan yang cenderung menurun.
 
"Di mana kondisi pertumbuhan DPK yang lebih rendah daripada pertumbuhan kredit. Di samping itu, relaksasi kebijakan makro prudential juga masih akan disiapkan BI dan akan segera dirilis untuk mendorong permintaan kredit," jelas dia.
 
Senada dengan hal tersebut, Direktur Risk Management & Compliance Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin juga berharap BI bisa memberi stimulus bagi pertumbuhan kredit. Hal ini mengingat pertumbuhan kredit di perbankan hanya tumbuh sebesar 7,7 persen sampai dengan April lalu.
 
"Mungkin bisa dilihat policy yang bisa dorong pertumbuhan untuk kredit di KPR atau kendaraan bermotor yang punya multiplier effect tinggi. GWM itu sebenarnya memberi kesempatan bank untuk beri kredit tinggi tapi kalau demand enggak ada percuma juga. Perlu stimulasi agar masyarakat beli rumah atau spending," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan