Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Medcom/Eko
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Medcom/Eko

Indikator Perekonomian Positif, Menkeu Pede Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tembus 5,5%

M Ilham Ramadhan • 21 Oktober 2022 21:01
Jakarta: Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi triwulan III-2022 akan menembus angka 5,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Ini berdasarkan sejumlah indikator perekonomian dalam negeri yang terus menguat pascapandemi covid-19.
 
"Nanti triwulan III ini pertumbuhan ekonomi masih tumbuh sangat kuat, di atas area 5,5 persen, ini perkiraan dari Kementerian Keuangan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers dilansir Antara, Jumat, 21 Oktober 2022.
 
Adapun beberapa indikator yang disebut menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi itu yakni, mobilitas masyarakat yang menguat.

Merujuk data Index Google Mobility, aktivitas masyarakat mulai membaik dan telah berada di atas level pandemi, yaitu 16,8.
 
Baca juga: Waspada Tapi Optimistis, 2 Cara Indonesia Hadapi Gejolak Ekonomi 

Lalu Indeks penjualan ritel tercatat tumbuh cukup kuat di angka 5,5 persen yang dinilai turut menopang pemulihan ekonomi. Sementara belanja masyarakat yang dilihat dari Mandiri Spending Index juga terus terjaga di level 128,6 hingga Oktober 2022.
 
Beberapa indikator itu, menunjukkan adanya penguatan ekonomi domestik yang bersumber dari konsumsi masyarakat. Ketiganya, kata Sri Mulyani, berada di zona positif dan bahkan ekspansif.
 
"Jadi dalam jangka pendek, pertumbuhan ekonomi indonesia terutama kuartal III hingga bulan september ini diperkirakan masih akan sangat kuat," tuturnya.
 
Selain itu, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga masih berada di zona ekspansif, yakni di level 53,7 pada September 2022. Ini berarti industri pengolahan nasional menatap optimistis terhadap perekonomian ke depan dan mendorong aktivitas manufakturnya.
 
Geliat aktivitas industri juga terlihat dari tingkat konsumsi listrik. Tercatat konsumsi listrik industri hingga September 2022 mengalami pertumbuhan 8,1 persen dan konsumsi listrik untuk bisnis naik 17,3 persen.
 
"Ini semua menggambarkan bahwa kuartal III ini PDB kita mungkin masih sangat kuat meskipun kemarin kita melakukan kenaikan harga BBM namun pengaruhnya terhadap growth relatif terjaga," ujar Sri Mulyani.
 
Baca juga: Harap Tenang! Ekonomi Indonesia Masih Stabil Meski Hadapi Risiko Resesi Global

Perempuan yang karib disapa Ani itu menambahkan, dengan asumsi pertumbuhan triwulan III yang menembus 5,5 persen itu, maka sepanjang tahun ini perekonomian diperkirakan bakal tumbuh di kisaran lima persen hingga 5,3 persen.
 
Ini menunjukkan pertumbuhan yang kuat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu menurut Ani, juga selaras dengan sejumlah proyeksi yang dikeluarkan lembaga internasional terhadap perekonomian Indonesia.
 
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), misalnya memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,3 persen tahun ini. Lalu Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia bakal tumbuh di level 5,1 persen.
 
Sementara Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air bakal menyentuh 5,4 persen. Kendati memiliki tren menguat dan dikelilingi oleh optimisme, Ani menyatakan, Indonesia masih tetap waspada, utamanya dalam menatap 2023 yang diperkirakan akan menjadi tahun gelap bagi perekonomian dunia.
 
"Kita harus sangat hati-hati meskipun saat ini momentum pertumbuhan ekonomi kita masih sangat sehat dan kuat," pungkas Ani.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan