"Inklusi finansial menjadi critical factors mengembangkan UMKM. Berdasarkan financial inclusion index di kawasan ASEAN, inklusi finansial terkecil sebesar tiga persen dan tertinggi sebesar 70 persen meskipun average 48 persen, tapi jurang antara yang tertinggi dan terendah besar sekali," jelas dia dalam ASEAN Summit 2023, di Nusa Dua, Bali, Rabu, 29 Maret 2023.
Inklusi finansial bantu UMKM
Padahal, inklusi finansial bisa membantu upaya pengembangan UMKM. Inklusi finansial membuat pelaku UMKM bisa memanfaatkan ekosistem digital sehingga bisnis menjadi sustainable, membuka banyak lapangan pekerjaan serta menghancurkan roda kemiskinan. Inklusi finansial menjadi alat strategis untuk pengembangan ekonomi digital di ASEAN."Akses digital payment akan menaikkan inklusi finansial sehingga UMKM dapat kesempatan untuk akses modal. Sementara digital solution memberikan UMKM skill dan kapasitas, untuk lebih produktif," tegas dia.
Dia mengatakan, UMKM memainkan peranan penting dengan menciptakan pekerjaan. Kontribusi terendah UMKM menciptakan lapangan pekerjaan sebesar 35-97 persen dari total pekerjaan di kawasan ASEAN. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 35-69 persen di kawasan yang sama.
"Di Indonesia, pelaku UMKM berkontribusi sebesar 61 persen dari ekonomi Indonesia, serta 97 persen lapangan pekerjaan di Indonesia," jelas dia.
Hambatan akses finansial
Sejauh ini financial exclusion, atau hambatan akses finansial, masih menjadi kendala di kawasan Asia Tenggara. Bahkan masih ada negara di Asia Tenggara yang memiliki literasi keuangan yang sangat rendah. Oleh karena itu perkembangan digitalisasi melalui kolaborasi diharapkan bisa mengurangi hambatan-hambatan serta menciptakan inovasi."ASEAN masih ada ruang untuk tumbuh memanfaatkan perkembangan UMKM, tumbuh kencang melalui kolaborasi, koordinasi, sharing policy, serta pelaksanaan best practice yang akan memberikan keuntungan bagi semua kawasan ASEAN," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News