"Kami menganalisa, mengantisipasi juga bahwa penurunan harga minyak akan mempengaruhi, mengurangi likuditas yang ada di Islamic Country, khususnya yang ada di Middle East," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, Robert Pakpahan di kantornya, Jalan DR Wahidin I, Jakarta Pusat, Senin (7/3/2016).
Dirinya menambahkan, mayoritas pembeli sukuk global Indonesia adalah negara-negara di luar kawasan Timur Tengah. Dari distribusi sukuk global tahun lalu, alokasi ke pembeli dari negara Timur Tengah hanya 41 persen.
"Tahun lalu, negera Middle East dan negara islamic state di Asia itu membeli hanya 41 persen dari total penjualan sukuk global. Jadi 59 persen itu ada di AS 20 persen, Eropa 15 persen, Asia sisanya. Jadi kami akan fokus ke 59 persen dikasih perhatian lebih lagi," jelas dia.
Lebih lanjut, masih kata Robert, alokasi penjualan sukuk global ke Timur Tengah tahun ini akan dikurangi. Sebagai gantinya, pasar sukuk global di Eropa dan AS akan terus ditingkatkan.
"Mengantisipasi bahwa mungkin pemesanan dan alokasi ke Timur Tengah tidak sebanyak yang tahun lalu. Tapi bahwa investor di Eropa juga banyak yang beli sukuk, dan di AS juga banyak beli sukuk itu menjadi harapan kita untuk mencoba fokus di sana," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News