Namun apa daya, pandemi covid-19 yang muncul secara tiba-tiba meluluhlantakkan perekonomian di seluruh dunia. Lalu, apa itu definisi resesi?
Mengutip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resesi memiliki arti harfiah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti). Atau menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri). Dalam artian, resesi terjadi karena adanya kelesuan ekonomi.
Resesi adalah periode penurunan ekonomi sementara dengan sektor perdagangan dan aktivitas industri yang berkurang. Umumnya, resesi ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua kuartal berturut-turut.
Indonesia ditegaskan belum masuk dalam kategori resesi, meski pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2020 mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen.
Pasalnya, resesi baru terjadi ketika pertumbuhan ekonomi tercatat negatif selama dua kuartal berturut-turut. Sementara, ekonomi Indonesia kuartal I-2020 masih tumbuh positif 2,97 persen.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan jika kuartal selanjutnya ekonomi masih tumbuh negatif, maka secara resmi Indonesia bisa dinyatakan resesi.
"Resesi itu kan hitungannya dua triwulan berturut-turut negatif. Triwulan kedua sudah jelas negatif, kalau satu triwulan lagi ke depan, triwulan ketiga negatif, ya itu resesi," kata Piter kepada Medcom.id.
Senada dengan yang disampaikan Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Menurut dia, perhitungan resesi bagi Indonesia sebaiknya menggunakan pertumbuhan ekonomi tahunan bukan per kuartal.
"Untuk data PDB yang sudah dilakukan penyesuaian musiman, maka pada umumnya resesi teknis didefinisikan sebagai pertumbuhan per kuartal mengalami pertumbuhan yang negatif dua kuartal berturut-turut," kata Josua di Jakarta, Rabu, 5 Agustus 2020.
Jika merujuk pada data PDB Indonesia yang masih belum menghilangkan faktor musiman, maka Indonesia secara teknikal belum mengalami resesi.
"Kalau di AS, dan negara maju lainnya, kuartal to kuartal pertumbuhannya sudah cyclically adjusted (penyesuaian musiman). Tapi karena perilaku konsumsi, investasi dan perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh faktor musiman seperti panen raya, Idulfitri, Natal, dan tahun ajaran baru sekolah. Jadi, akan tepat dan objektif kalau kita menggunakan pertumbuhan yoy (tahunan)," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id