Ekonomi indonesia. Foto: AFP.
Ekonomi indonesia. Foto: AFP.

Indonesia Masih Menarik bagi Investor di 2023

Antara • 08 Desember 2022 17:49
Jakarta: Indonesia telah menetapkan sasaran lebih tinggi, ditandai tidak hanya dengan keberhasilan sebagai tuan rumah G20 yang baru saja berakhir, tetapi juga untuk mengejar ambisi ekonomi lebih besar, terutama di industri hilir berbasis sumber daya.
 
baca juga: Menkeu: Tak Semua Negara Memiliki Pencatatan Aset seperti Indonesia

DBS dalam risetnya, Kamis, 8 Desember 2022, menilai Indonesia, pasar negara berkembang terbesar keenam berdasarkan PDB, membuat kemajuan berarti dalam menarik investasi asing mengubah orientasinya menjadi pemain komoditas bernilai tambah, basis konsumen digital besar, dan dipandang sebagai salah satu lokasi sehat dan maju untuk inkubator teknologi era baru di kawasan.
 
Perekonomian Indonesia akan mendapat manfaat dari pertemuan berbagai katalis menguntungkan, termasuk pembukaan kembali sektor jasa, perdagangan komoditas stabilitas eksternal, dan inflasi terkendali (kecuali lonjakan di sisi penawaran akibat kenaikan harga bahan bakar) pada 2022.
 
DBS memperkirakan permintaan diperkirakan akan kembali normal. Dampak dari keuntungan harga komoditas. Sementara itu pemulihan sektor jasa, termasuk pariwisata kerap mendukung daya beli rumah tangga.

"Upah minimum akan dinaikkan hingga 10 persen pada 2023, setelah dua tahun naik di bawah 2 persen dan mungkin akan tetap tinggi pada 2024, tahun pemilihan umum," jelas DBS dalam risetnya, Kamis, 8 Desember 2022.
 
DBS mengatakan sentimen bisnis tetap kuat, dan tingkat pemanfaatan kapasitas telah pulih. Pertumbuhan kredit kemungkinan akan terus berlanjut secara kuat, didukung oleh likuiditas rupiah cukup saat rasio pinjaman terhadap simpanan berkisar di 81-82 persen, di bawah tingkat sebelum pandemi dan biaya pinjaman belum mencerminkan kenaikan suku bunga.
 
Langkah pro investasi pemerintah juga diharapkan dapat membantu karena pemotongan subsidi Bahan Bakar MinyaK (BBM) membuka ruang untuk anggaran belanja pembangunan lebih besar.
 
Perdagangan barang berjalan sangat baik sepanjang 2022 berkat kenaikan harga (dan volume) minyak sawit, bijih besi, batu bara, nikel, dan lain-lain, dengan surplus perdagangan dalam sepuluh bulan pertama tahun ini naik 50 persen secara tahunan.
 
"Dengan sebagian besar kelompok komoditas turun dari tingkat tertingginya pada paruh kedua 2022, kami memperkirakan harga berbagai komoditas ini akan kembali normal pada 2023, namun tidak kembali ke tingkat sebelum pandemi," jelas dia.
 
Pembukaan kembali secara bertahap di Tiongkok diperkirakan menjadi alasan lain untuk kenaikan harga komoditas logam dan besi, yang menguntungkan Indonesia.
 
"Karena tidak ada kenaikan tajam, kami perkirakan perdagangan bersih menjadi kontributor lebih kecil untuk pertumbuhan keseluruhan pada 2023 setelah menyumbang rata-rata 25 persen sejak triwulan pertama hingga triwulan ketiga 2022. Kami mematok pertumbuhan 2023 sebesar lima persen, turun dari 5,4 persen pada tahun ini," jelas dia.
 
Kenaikan tajam harga BBM bersubsidi membuat inflasi utama melampaui target inflasi, yang sebesar 2-4 persen, pada paruh kedua 2022. Untuk paruh pertama 2023, DBS Group Research memperkirakan angka lebih tinggi dan paruh kedua akan menurun karena unsur dasar dan imbasan dampak tidak langsung bersifat ringan.
 
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk terakhir kali menjadi 5,75 persen, serta mendukung mata uang. Stabilitas makro ditopang oleh potensi surplus transaksi berjalan untuk tahun kedua berturut-turut pada 2022 (DBSf: 0,7 persen dari PDB), diikuti dengan perkiraan defisit kecil minus 0,5 persen tahun depan karena pendapatan ekspor menurun.
 
Setelah menjaga ambang defisit dan utang yang diamanatkan secara hukum selama pandemi, batas atas tertinggi akan diterapkan kembali pada 2023. Oleh karena itu, defisit pada 2023 diproyeksikan mencapai 2,84 persen dari PDB, di bawah batas atas 3 persen dari perkiraan minus 3,5 persen dari PDB tahun ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan