Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan kerja sama itu termasuk dengan melakukan penguatan kemitraan antara sektor publik dan swasta (public-private partnership). Adapun pemerintah harus menunjukkan kepemimpinan dalam menanggapi tantangan di masa depan.
"Melalui kemitraan publik-swasta yang lebih kuat untuk menjadi aksi konkret dari kebijakan," ujar Airlangga, dalam acara Business 20 (B20) Summit yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, dilansir dari keterangan tertulisnya, Senin, 14 November 2022.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga mengapresiasi B20 yang mencakup lebih dari 41 negara dalam mengedepankan pentingnya keberadaan ekonomi inklusif. Forum B20 merupakan salah satu engagement group dalam Forum G20 yang terdiri dari komunitas bisnis internasional dan merefleksikan peran sektor swasta sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi.
Baca: Luhut Pede Capai Net Zero Emission dengan Modal Energi Terbarukan 437 GW |
Kemitraan sektor publik dan swasta yang didukung dengan pemanfaatan berbagai inovasi akan menjadi fondasi dalam memperkuat arsitektur ekonomi usai pandemi. Upaya tersebut juga diharapkan mampu menyediakan solusi bagi berbagai isu strategis mulai dari ketahanan pangan hingga transisi energi yang terjangkau dan adil.
"Dengan kemitraan ini, kami berharap ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5,4 persen pada 2022, jauh lebih tinggi dari perkiraan awal berbagai organisasi global. Pada kuartal ketiga 2022, kami bahkan tumbuh 5,72 persen tahun ke tahun," tuturnya.
"Sebagian besar pertumbuhan ini berasal dari sektor-sektor yang telah bangkit kembali dengan baik. Saat ini pandemi covid-19 juga dapat dikendalikan dengan lebih baik," tambahnya.
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan harapan bahwa dunia bisnis perlu melakukan transformasi dengan memanfaatkan teknologi serta research and development yang kuat, sehingga diharapkan mampu mendorong praktik bisnis yang lebih efisien dengan produktivitas yang lebih tinggi.
"Transformasi bisnis tersebut juga harus memerhatikan aspek keberlanjutan dengan ikut menerapkan praktik-praktik Environmental, Social, and Governance (ESG)," ucapnya.
Selain itu, Airlangga menyampaikan upaya Indonesia dalam melakukan inisiasi Program Kartu Prakerja sebagai program dengan pendekatan inklusif yang bertujuan untuk reskill, upskill, dan meningkatkan literasi digital, serta di saat yang bersamaan meningkatkan inklusi keuangan.
"Untuk beradaptasi dengan dunia kerja masa depan dan menciptakan peluang baru bagi mereka yang terkena dampak disrupsi teknologi dan pandemi, kami telah mengembangkan sistem pendidikan vokasi online melalui Kartu Prakerja," pungkas Airlangga.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News