Ilustrasi Gedung Bank Indonesia. (FOTO: MI/Rommy Pujianto)
Ilustrasi Gedung Bank Indonesia. (FOTO: MI/Rommy Pujianto)

Defisit Transaksi Berjalan Kuartal I-2019 Turun ke 2,6% dari PDB

Eko Nordiansyah • 10 Mei 2019 11:30
Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca transaksi berjalan (CAD) pada kuartal I-2019 sebesar USD7 miliar atau 2,6 persen dari produk domestik bruto (PDB). Defisit neraca transaksi berjalan lebih rendah dibandingkan dengan defisit kuartal sebelumnya yang mencapai USD9,2 miliar atau 3,6 persen dari PDB.
 
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan penurunan defisit neraca transaksi berjalan terutama didukung oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang sejalan dengan peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas dan perbaikan defisit neraca perdagangan migas.
 
"Hal ini dipengaruhi oleh penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan penurunan ekspor, sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan pengendalian impor beberapa komoditas tertentu yang diterapkan sejak akhir 2018," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 10 Mei 2019.

Sementara itu, defisit neraca jasa mengalami peningkatan terutama disebabkan oleh penurunan surplus jasa perjalanan (travel), seiring dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang menurun sesuai dengan pola musimannya, di tengah impor jasa pengangkutan barang (freight) yang menurun.
 
Transaksi modal dan finansial pada kuartal I-2019 mencatat surplus yang cukup tinggi, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek perekonomian domestik. Surplus transaksi modal dan finansial pada kuartal I-2019 tercatat sebesar USD10,1 miliar, terutama ditopang oleh aliran masuk investasi langsung yang cukup tinggi.
 
Hal tersebut, lanjut Onny, mencerminkan persepsi positif investor terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, berkurangnya risiko ketidakpastian di pasar keuangan global turut menjadi faktor pendorong aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio.
 
"Surplus transaksi modal dan finansial pada kuartal I-2019 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada kuartal sebelumnya, sejalan dengan adanya pembayaran obligasi global pemerintah yang jatuh tempo," jelas dia.
 
Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2019 mencatat surplus seiring dengan defisit transaksi berjalan yang membaik dan surplus transaksi modal dan finansial yang cukup tinggi. Surplus NPI pada kuartal I-2019 tercatat sebesar USD2,4 miliar.
 
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2019 menjadi sebesar USD124,5 miliar. Jumlah cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 6,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
 
Ke depan, kinerja NPI diprakirakan membaik dan dapat terus menopang ketahanan sektor eksternal. BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan sehingga menurun menuju kisaran 2,5 persen dari PDB pada 2019.
 
Dirinya menambahkan, bank sentral senantiasa mencermati perkembangan global yang dapat memengaruhi prospek NPI, seperti pertumbuhan ekonomi global yang melambat, masih adanya ketidakpastian di pasar keuangan global, serta volume perdagangan dunia dan harga komoditas global yang cenderung menurun.
 
"Bank Indonesia juga akan terus memperkuat bauran kebijakan guna memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan