Ia mengemukakan, kenaikan harga BBM tidak akan banyak berpengaruh pada industri manufaktur. Karena, industri manufaktur biasanya sudah memiliki kesiapan untuk menghadapi kenaikan harga BBM.
"Dari hasil penelitian, kemampuan bertahan industri manufaktur atas kenaikan harga BBM mencapai 94 persen. Artinya hanya ada sekitar enam persen yang tidak dapat bertahan karena kenaikan harga BBM," katanya dalam diskusi dengan wartawan di Yogyakarta, Rabu (10/12/2014).
Ia menyebutkan kenaikan harga BBM akan mendukung percepatan pengembangan energi alternatif dan sekaligus menjadi harapan besar untuk memperkuat kedaulatan energi.
Dari hitungan kasar, ujar Kepala Pusat Penelitian Sosial Universitas Islam Indonesia Jaka Sriyana, pengurangan subsidi BBM ini akan mampu memberikan penghematan hingga Rp120 triliun.
"Masih ditambah lagi dengan penurunan harga minyak dunia," katanya.
Dengan berkurangnya subsidi hingga Rp120 triliun itu, ujarnya, pemerintah akan memiliki tambahan ruang fiskal yang cukup lebar untuk melakukan kebijakan ekonomi yang lebih besar. Namun, ia meminta masyarakat untuk terus mengawasi ke mana larinya Rp120 triliun dari penghematan itu.
Jaka juga mempertanyakan target tax ratio yang relatif tidak berubah dibanding tahun sebelumnya. Artinya, jika tidak akan kenaikan yang signifikan, sektor pajak tidak menunjukkan semangat sebagai kabinet kerja.
"Dibandingkan dengan tetangga-tetangga di ASEAN, Indonesia masih merupakan negara dengan tax ratio paling rendah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id