"Sudah hampir dua tahun tapi agak mandek, utamanya tentunya karena pandemi covid-19 sehingga banyak perusahaan yang rugi fiskal," kata Yulius dalam webinar, Kamis, 16 September 2021.
Meski demikian, jumlah tersebut relatif masih sedikit mengingat kebijakan ini sudah diterapkan sejak 2019. Di samping itu, pelaku industri masih ragu melaksanakan program vokasi untuk mendapatkan super deduction tax karena khawatir akan berpengaruh terhadap perpajakan usahanya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kami sudah yakinkan bahwa jika mengikuti program ini, pajak yang lain tidak akan diutak-atik," terang dia.
Menurut Yulius, insentif super deduction tax juga masih kurang disosialisasikan kepada pelaku industri. Ke depan, ia berharap lebih banyak pelaku industri yang berinisiatif mengadakan sosialisasi untuk memanfaatkan super deduction tax guna mendorong penyelenggaraan program vokasi.
Program vokasi tersebut dapat berupa praktik kerja, pemagangan, dan pembelajaran dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sekolah vokasi, dan Balai Latihan Kerja (BLK). Adapun program vokasi ini penting dilaksanakan agar tercipta link and match antara keahlian yang dimiliki lulusan lembaga vokasi dengan kebutuhan industri.
"Keterlibatan industri sangat penting dalam perbaikan vokasi untuk mempercepat perbaikan kualitas SDM di era 4.0, serta mendukung program link and match. Pemerintah pun memberi stimulus super tax deduction bagi industri yang berperan aktif dalam kegiatan pengembangan vokasi," pungkas Yulius.