Namun, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, usulan asumsi yang telah dibuat sesuai dengan titah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi ingin agar Indonesia melakukan upaya yang lebih besar, tidak hanya mengikuti pergerakan ekonomi dunia. Apalagi saat ini merupakan momentum perbaikan.
"Tidak hanya mengikuti gerak di global tetapi harus ada upaya lebih," kata Bambang, ditemui di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Senin 22 Mei 2017.
Dia menjelaskan, untuk menuju asumsi tersebut, investasi menjadi motor penggerak utama yang diharapkan. Dengan investasi, pemerintah berharap pertumbuhan menjadi lebih cepat. Saat ini, pertumbuhan investasi masih di level 4-5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Dengan adanya perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan, pemerintah mendorong investasi bisa tumbuh 7-8 persen atau jauh lebih tinggi dari saat ini. "Angka 4-5 persen sama sekali tidak cukup. Karenanya kita ingin mendorong investasi ke arah 7-8 persen untuk dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi 5,4-6,1 persen," jelas Bambang.
Pada 2018, pemerintah telah menetapkan sasaran pertumbuhan di kisaran 5,4-6,1 persen, tingkat inflasi pada rentang 3,5 persen plus minus satu persen, rata-rata nilai tukar rupiah di tingkat yang aman di rentang Rp13.500-Rp13.800 per dolar Amerika Serikat (USD), serta suku bunga SPN 3 bulan di 2018 sebesar 4,8-5,6 persen.
Selain itu, asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) untuk 2018 diperkirakan berada pada kisaran USD45-60 per barel. Sedangkan asumsi lifting minyak dan gas bumi pada 2018 diperkirakan mencapai 1.965-2.050 ribu barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id