Dirjen Pajak Robert Pakpahan. (FOTO: MI/Adam Dwi)
Dirjen Pajak Robert Pakpahan. (FOTO: MI/Adam Dwi)

Bukti Nyata Kepatuhan Pajak Meningkat Usai Tax Amnesty

Suci Sedya Utami • 05 Januari 2018 18:12
Jakarta: Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menyatakan kepatuhan pajak para wajib pajak meningkat usai program tax amnesty atau pengampunan pajak.
 
Dirjen Pajak Robert Pakpahan mengatakan kepatuhan pajak yang meningkat terefleksi dari capaian dan pertumbuhan pajak penghasilan (PPh) di 2017.
 
Dia menjabarkan yang paling impresif yakni pertumbuhan PPh pasal 25/29 orang pribadi. Tahun 2016, kata dia pertumbuhannya -35,66 persen dengan nilai yang dikumpulkan sebesar Rp5,31 triliun.

Adapun pada 2017, PPh jenis ini tumbuh 47,32 persen dengan nilai Rp7,83 triliun. Meski memang capaiannya masih 39,26 persen dari yang ditagetkan Rp19,94 triliun.
 
"Tahun lalu -35,66 persen karena tax amnesty enggak masuk komponen ini, sekarang tumbuh 47,32 persen, menunjukkan kepatuhan pajak orang Indonesia meningkat. Ini adalah dampak positif dari tax amnesty tahun lalu," kata Robert di kantor pusat DJP, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Januari 2018.
 
Selain itu, PPh pasal 25/29 badan juga tumbuh 21,29 persen dengan nominal Rp208,99 triliun atau 92,32 persen dari taget Rp242,66 triliun. Sementara pada 2016 PPh badan tumbuh -10,35 persen dengan nominal pencapaian Rp171,60 triliun.
 
Sedangkan yang menurun yakni PPh final yang tumbuh -9,64 persen dengan nominal pencapaian Rp106,33 persen atau 68,08 persen dari target Rp156,18 triliun. Sementara tahun sebelumnya -1,66 persen dengan nominal pencapaian Rp117,68 triliun.
 
"Pertumbuhan negatif yang bertambah besar karena waktu 2016 PPh final menampung revaluasi. Sementara 2017 tak ada," ujar Robert.
 
Selain dampak dari tax amnesty, ada juga dampak dari membaiknya perdagangan dunia yakni terefleksi dari PPh pasal 22 impor yang tumbuh 13,62 persen dengan nominal Rp43,15 triliun. Pada 2016 pertumbuhannya -5,67 persen dengan nominal Rp37,98 triliun.
 
"Ini menunjukkan denyut ekonomi perdagangan internasional kita meningkat," pungkas mantan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko ini.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan