"Satu proyek untuk pembangunan jalan di Kalimantan Timur dan Utara dengan total biaya USD300 juta, satu proyek lagi adalah pengadaan materi jalur kereta. Biayanya USD365,4 juta," kata Direktur Pendanaan Multilateral Bappenas Dewo Broto Joko dalam pesan singkatnya kepada Antara di Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Proyek tersebut merupakan dua proyek dari enam proyek infrastruktur yang akan diajukan ke AIIB atau "Asian Investment Infrastrukture Bank", sebuah bank multilateral yang diinisiasi Tiongkok dan resmi didirikan pada 16 Januari 2016.
Proyek jalan di Kalimantan Utara dan Timur adalah satu proyek dari delapan proyek jalan yang sudah diajukan pemerintah untuk dibiayai oleh pinjaman mitra luar negeri pada periode 2015-2019.
Total pinjaman yang dibutuhkan delapan proyek jalan itu adalah USD2 miliar. Sedangkan pengadaan materi rel kereta merupakan proyek yang dibiayai pinjaman, bersamaan dengan tiga proyek pembangunan transportasi kereta, termasuk proyek "Mass Rapid Transit" (MRT) di DKI Jakarta. Total pinjaman yang dibutuhkan delapan empat proyek perkeretaapian adalah USD6,8 miliar.
Kemungkinan KPS Setelah dua dari enam proyek yang akan diajukan ke AIIB merupakan proyek murni pemerintah, Dewo mengatakan, terdapat kemungkinan empat proyek sisanya menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS).
Deputi Pendanaan Pembangunan Bappenas Wismana Adi Suryabrata mengatakan dalam rapat dengan Kementerian Keuangan sebelum peresmian AIIB di Beijing, Bappenas mengusulkan tiga sektor infrastruktur untuk dibiayai AIIB, yakni jalan, kereta dan sistem penyediaan air.
Wismana mengatakan dua pihak juga setuju nilai proyek infrastruktur yang akan dibiayai AIIB sebesar USD1,1 miliar. Namun, kata Wismana, jumlah tersebut bisa saja bertambah atau berkurang, sesuai dengan kesepakatan syarat dan konsionalitas yang diminta AIIB kepada pemerintah.
"Kami (pemerintah dan AIIB) pelajari dulu mekanisme, karateristik AIIB seperti apa. Daftar proyeknya seperti yang ada di Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri/Blue Book," ujar dia.
Wismana mengatakan keenam proyek yang nanti diajukan ke AIIB harus sudah memasuki tahap siap lelang dan pengerjaan fisik. Modal Indonesia yang disetor ke AIIB adalah USD672,1 juta dalam lima tahun. Dengan modal senilai tersebut, Indonesia menjadi donatur terbesar ke delapan di AIIB dan memiliki saham sebesar 3,7 persen. AIIB menargetkan memiliki modal dalam beberapa tahun ke depan mencapai USD100 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id