"Kebijakan fiskal bahwa harapannya ada sinyalemen (positif) dari Menko Perekonomian (Darmin Nasution) mau merevisi APBN 2016," ungkap Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, dalam 'Mandiri Macroeconomic Outlook', di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin 21 Desember.
Tiko, biasa ia disapa, menilai, dengan adanya revisi terhadap APBN 2016 utamanya soal penerimaan pajak memberikan dampak positif terhadap peningkatan consumer spending. Tentu hal ini akan menyesuaikan pencapaian fiskal secara realistis.
"Tentu internal balancing tidak mengalami gangguan. Sebab, kalau defisit besar maka penerbitan bonds akan meningkat. Nanti, dampaknya likuiditas perbankan jadi pembangunan fiskal ini," tutur Tiko.
Menurut Tiko, jika hal itu terjadi maka dampaknya adalah sulit bagi perbankan di Tanah Air untuk bersegera menurunkan suku bunga. Sulitnya suku bunga turun ini juga terjadi di Bank Mandiri, yang masih harus melakukan penyesuaian terhadap situasi dan kondisi perekonomian.
"Saya sering di SMS, kapan Bank Mandiri turunkan suku bunga. Saya jawab sekarang, rasanya tekanan dari outflow portfolio belum kelihatan dan tekanan seperti apa dan akan ada penerbitan bonds besar. Mungkin penurunan bunga di semester dua (di 2016)," jelas Tiko.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengusulkan adanya amandemen untuk APBN 2016 demi penerimaan pajak yang lebih realistis. "Saya menilai ada baiknya APBN agak cepat diamandemen karena target penerimaan pajak di 2016 sebesar sebesar Rp1.350 triliun cukup berat untuk realisasinya," kata Darmin.
Darmin menilai, di tahun depan penerimaan pajak belum bisa diharapkan akan lebih baik dari 2015. Pasalnya, pada tahun ini pencapaian penerimaan pajak cukup jauh di bawah target sehingga menjadi pertimbangan dari potensi penerimaan pajak tahun ini sebagai pertimbangan untuk mempercepat revisi APBN 2016.
"Tahun ini pencapaiannya cukup jauh di bawah target, jika ada sekitar 82 persen hingga 83 persen dari target Rp1.294 triliun cukup menjanjikan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News