Kepala BKF Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin
Kepala BKF Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin

Meski Melambat, Kinerja Industri Manufaktur Masih Ekspansif

Eko Nordiansyah • 03 Juni 2022 13:22
Jakarta: Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan kinerja manufaktur Indonesia pada Mei 2022 masih ekspansif. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang berada pada level 50,8, meski melambat dibandingkan dengan bulan lalu yang mencapai 51,9.
 
Sedikit melambatnya laju ekspansi sektor manufaktur juga terjadi di negara maju maupun berkembang seperti Filipina 54,1, Malaysia 50,1, India 54,6, Eropa 54,6, dan Amerika Serikat (AS) 57,0. Sementara PMI Manufaktur Tiongkok mengalami peningkatan ke 48,1 meskipun masih dalam zona kontraksi.

 
"Disrupsi rantai pasok dan kebijakan restriksi covid-19 di Tiongkok telah berdampak pada kinerja manufaktur di banyak negara mengingat besarnya kontribusi Tiongkok dalam rantai pasok global. Hal tersebut akan terus kami antisipasi agar risiko ini tidak menghambat laju pemulihan ekonomi Indonesia," kata dia, dalam keterangan resminya, Jumat, 3 Juni 2022.

Pertumbuhan permintaan baik domestik maupun ekspor masih terus meningkat. Sementara itu, penyerapan kerja juga masih terus terjadi seiring dengan ekspansi produksi. Namun konflik geopolitik yang tengah terjadi serta restriksi sosial di Tiongkok karena pandemi menekan arus pasokan serta waktu pengiriman barang ke dalam negeri pada Mei.
 
Ia menambahkan kondisi ini menyebabkan tertahannya sektor manufaktur dalam mengoptimalkan kapasitas produksinya. Selain itu, harga barang input yang masih tinggi menambah tekanan pada pertumbuhan sektor manufaktur. Namun ke depan, manufaktur akan membaik seiring dengan relaksasi lockdown di Tiongkok.
 
"Kapasitas produksi manufaktur saat ini terus membaik dan mendekati kapasitas produksi rata-rata pada periode prapandemi. Selain itu, intervensi pemerintah mengendalikan harga juga sangat penting menjaga berlanjutnya momentum pemulihan. Momentum kenaikan harga komoditas diharapkan memiliki dampak positif ke aktivitas dunia usaha secara umum," ungkapnya.
 
Optimisme dunia usaha terjaga dengan stabilnya kondisi pandemi serta pemulihan permintaan yang terus menguat. Partisipasi masyarakat dalam pengendalian pandemi covid-19, termasuk program vaksinasi, efektif dalam memberikan daya tahan pada kondisi kesehatan masyarakat. Hingga 31 Mei 2022, vaksinasi dosis pertama dan kedua mencapai lebih dari 80 persen.
 
"Normalisasi aktivitas masyarakat terus terlihat seiring peningkatan mobilitas yang telah pulih ke atas prapandemi usai masa puncak varian Omicron dan relaksasi restriksi mobilitas bertahap yang sedang terjadi. Penguatan pemulihan ekonomi diharapkan terus terjadi untuk menambah resiliensi ekonomi domestik di tengah gejolak perekonomian global," pungkas dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan