Deputi Direktur Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Dadang Muljawan dalam acara sidang tahunan Islamic Development Bank (IDB) mengatakan, secara makro, peningkatan tersebut akan memberikan untung bagi pemerintah karena bisa meringankan beban fiskal Pemerintah. Karena akan banyak sumber pendanaan non-APBN dalam membiayai berbagai macam program pengentasan kemiskinan.
"Secara tidak langsung iya (membantu), tentunya kalau banyak orang yang bisa tertolong oleh sistem ini tentunya tekanan akan kebutuhan masyarakat terhadap subsidi pemerintah akan berkurang," kata Dadang di JCC, Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (15/5/2016).
Menurut Dadang, zakat bisa menyasar masyarakat berpenghasilan rendah dibanding perbankan. Selama ini kendala dalam pendanaan konvensional yang tak bisa dijamah oleh masyarakat kelas bawah yakni karena biaya pinjaman (cost of fund) yang tinggi.
"Dana yang tersedia itu harus low cost, artinya kalau sedikit-sedikit meminta pada goverment mungkin akan berat. Tapi kalau misalkan membuat suatu mekanisme yang masyarakatnya bisa menolong dirinya sendiri itu akan lebih baik," ujar dia.
Lebih jauh, kata Dadang, saat ini perkembangan zakat di Indonesia cukup baik. Namun, ke depannya potensi untuk berkembangnya masih cukup besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News