"Tadi sudah dijelaskan sumber-sumber penerimaan yang akan shortfall," kata Darmin, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Darmin mengatakan penerimaan dari Pajak Penghasilan (PPh) dari sektor perdagangan akan mengalami penurunan dan akan terkena revisi karena kinerja ekspor dan impor nasional belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
"Volume ekspor maupun harganya masih turun terus, walaupun dalam sebulan dua bulan terakhir sudah membaik. Kalau itu turun, PPh akan turun," tuturnya.
Selain itu, lanjut Darmin, penerimaan dari sektor pajak diperkirakan akan terganggu karena tingginya permintaan restitusi, terutama menjelang implementasi kebijakan amnesti pajak. Dengan kondisi tersebut, pemerintah dipastikan akan mengalami sejumlah pemotongan belanja untuk mengatasi kemungkinan terjadinya pelebaran defisit anggaran lebih tinggi.
Darmin memastikan pemotongan belanja lebih lanjut tidak akan dilakukan untuk program prioritas seperti bantuan sosial dan belanja yang terkait dengan rencana pengentasan kemiskinan dan pemerataan pendapatan.
"Itu pasti bukan program prioritas, program penting yang menyangkut prioritas untuk bansos dan pemerataan tidak akan diubah. Yang dilihat kembali adalah perjalanan dinas, dan pengeluaran yang tidak terlalu penting," tegasnya.
Namun, terkait teknis kemungkinan pemerintah akan mengajukan kembali revisi APBNP 2016, Darmin tidak mengetahui secara pasti mengenai rencana pembahasan kembali APBN pada tahun berjalan untuk sisa anggaran.
"Saya tidak tahu aturan mainnya, apa harus ke DPR atau tidak, tadi tidak dibicarakan mengenai itu," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan penerimaan pajak akan kurang sebanyak Rp219 triliun dari target dalam APBNP 2016 dan berpotensi mengganggu kinerja defisit anggaran.
Untuk itu, kata Sri, dengan berkurangnya penerimaan pajak maka pihaknya mengusulkan penghematan belanja kementerian/lembaga sekitar Rp65 triliun dan belanja transfer ke daerah sekitar Rp68 triliun.
"Kami dengan Kemenko Perekonomian dan Bappenas akan menyisir belanja yang bisa dikurnagi tanpa ganggu belanja prioritas," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id