Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: tangkapan layar Youtube.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: tangkapan layar Youtube.

Neraca Dagang Surplus, Fundamental Pemulihan Ekonomi Makin Kuat

Ade Hapsari Lestarini • 19 Agustus 2021 14:29
Jakarta: Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus berkat pemulihan ekonomi yang menunjukkan penguatan fundamental. Hal ini ditopang melesatnya pertumbuhan ekspor dan impor akibat membaiknya permintaan ekonomi global dan domestik.
 
"Selain itu, harga komoditas utama yang kembali menguat, khususnya batu bara (tumbuh 194,74 persen secara year to year/yoy), CPO (tumbuh 52,33 persen yoy), dan timah (tumbuh 94,74 persen) turut mendorong performa ekspor Indonesia," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Kamis, 19 Agustus 2021.
 
Airlangga menjelaskan, neraca perdagangan atau neraca ekspor-impor tumbuh tinggi secara yoy pada Juli 2021. Ekspor tumbuh double digit sebesar 29,32 persen yoy, begitu juga dengan impor yang tumbuh sebesar 44,44 persen yoy.

"Peningkatan terbesar ekspor Indonesia pada Juli 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang meningkat sebesar USD614 juta. Peningkatan ini terutama berasal  dari India yang aktivitas ekonominya mulai kembali pulih pascamelandainya penyebaran varian delta. India sekaligus menjadi negara tujuan ekspor yang mengalami peningkatan tertinggi dengan nilai sebesar USD272,7 juta, diikuti Pakistan sebesar USD91,6 juta, dan Taiwan sebesar USD88,6 juta," jelasnya.
 
Dia menjelaskan, peningkatan terbesar impor pada Juli 2021 terjadi pada produk farmasi (HS 30) senilai USD185,9 juta yang didominasi oleh impor vaksin yang mencapai USD150 juta. Negara asal impor nonmigas yang peningkatannya paling besar yaitu India (USD111,8 juta), Argentina (USD20 juta), dan Spanyol (USD15,4 juta).
 
Performa ekspor dan impor yang impresif juga sejalan dengan Neraca Perdagangan Indonesia yang kembali mengalami surplus sebesar USD2,59 miliar pada Juli 2021. "Ini menjadi surplus Indonesia secara 15 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus tersebut khususnya dialami Indonesia dengan beberapa mitra dagang utama, seperti AS (USD1,27 miliar), Filipina (USD0,53 miliar), dan Malaysia (USD0,40 miliar). Sementara itu, Indonesia masih mengalami defisit dengan Tiongkok (USD0,84 miliar), Australia (USD0,45 miliar), dan Thailand (USD0,27 miliar).
 
Airlangga menyebutkan performa perdagangan internasional Indonesia yang tetap kokoh tersebut akan menjadi penopang ketahanan sektor eksternal Indonesia sekaligus menjadi mesin pertumbuhan ekonomi ke depan.
 
"Pemerintah akan terus menciptakan ekosistem yang kondusif guna mempertahankan performa ekspor dan impor melalui insentif-insentif bagi dunia usaha dan melalui penanganan covid-19 yang efektif dan terukur," sebutnya.

Perjanjian bilateral

Mantan Menteri Perindustrian ini menegaskan untuk terus meningkatkan performa pada ekspor dan impor, Indonesia akan terus melakukan optimalisasi pada setiap perjanjian kerja sama internasional yang telah diberlakukan.
 
Salah satu perjanjian bilateral dengan prospek manfaat yang besar bagi pelaku usaha adalah Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang telah berlaku setahun yang lalu atau tepatnya 5 Juli 2020. Perjanjian ini mencakup komitmen yang komprehensif meliputi perdagangan barang dan jasa, serta investasi.
 
"Dengan IA-CEPA, Australia mengeliminasi 100 persen tarif bea masuk pada seluruh komoditas yang berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, pelaku usaha diharapkan mampu memanfaatkan semaksimal mungkin peluang tersebut untuk memacu performa ekspornya ke Australia," tambah Airlangga.
 
Airlangga menambahkan, hingga semester I-2021, ekspor Indonesia ke Australia mencapai USD1,61 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 41,87 persen pada periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai USD1,14 miliar. Pertumbuhan tersebut cukup signifikan, namun masih dapat ditingkatkan, mengingat adanya potensi yang besar dari kedua negara.
 
"Pemberlakuan IA-CEPA juga diharapkan mampu mendorong pembentukan economic powerhouse bagi kedua negara sehingga ekspor dapat ditingkatkan melalui ekspansi pasar ke berbagai negara. Bagi Indonesia, sinergi dari seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan dalam memperoleh manfaat atas skema perjanjian kerja sama tersebut," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan