"Defisit transaksi berjalan menurun menjadi USD26,2 miliar (2,9 persen PDB) dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD29,1 miliar (3,18 persen PDB)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, seperti dikutip dalam laman BI, Jumat (13/2/2015).
Menurut Tirta, perbaikan kinerja tersebut terutama dipengaruhi oleh menurunnya impor akibat melemahnya permintaan domestik sebagai dampak dari moderasi pertumbuhan ekonomi.
Adapun perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama didukung oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan barang seiring naiknya surplus neraca perdagangan nonmigas dan menurunnya defisit neraca perdagangan migas.
Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat karena pertumbuhan ekspor (1,4 persen, qtq) yang melampaui pertumbuhan impor (0,2 persen, qtq). Pertumbuhan ekspor nonmigas ditopang oleh kenaikan permintaan, khususnya minyak nabati dan produk manufaktur, yang terjadi di saat tren penurunan harga komoditas masih berlanjut.
Di sisi migas, meskipun volume impor minyak meningkat, defisit neraca perdagangan migas menyusut sebagai dampak dari terus melemahnya harga minyak mentah dunia.
"Meski membaik dari triwulan sebelumnya, defisit transaksi berjalan triwulan IV-2014 tercatat lebih besar dibandingkan dengan defisit pada periode yang sama di 2013 sebesar sebesar USD4,3 miliar (2,05 persen PDB), terutama karena melemahnya kinerja ekspor nonmigas," jelas dia.
Selain itu, di tengah turunnya harga minyak, defisit neraca migas triwulan IV-2014 juga meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya karena lebih rendahnya lifting migas yang disertai meningkatnya volume impor minyak.
Sementara dari sisi ekspor, meskipun ekspor secara keseluruhan menurun, ekspor manufaktur yang membaik, sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi AS, juga turut membantu perbaikan kinerja tersebut.
Menyusutnya defisit neraca jasa dan meningkatnya surplus neraca pendapatan sekunder, lanjut dia, turut berkontribusi terhadap perbaikan kinerja transaksi berjalan. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial 2014 mencapai USD43,6 miliar, dari sebelumnya USD22,0 miliar pada 2013.
"Meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial ini didorong oleh kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News