Kepala BPS Suharyanto (kemeja putih). FOTO: Medcom.id/Ilham Wibowo
Kepala BPS Suharyanto (kemeja putih). FOTO: Medcom.id/Ilham Wibowo

Inflasi 2019 Terendah dalam 10 Tahun Terakhir

Ilham wibowo • 02 Januari 2020 12:30
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) resmi melaporkan tingkat inflasi sepanjang 2019 yakni di angka 2,72 persen. Angka tersebut di bawah target inflasi yang ditargetkan pemerintah sebesar tiga persen.
 
"Tingkat in?asi tahun kalender (Januari–Desember) 2019 dan tingkat in?asi tahun ke tahun (Desember 2019 terhadap Desember 2018) masing-masing sebesar 2,72 persen," kata Kepala BPS Suharyanto, di Kantor Pusat BPS, Jalan Dr Sutomo, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Januari 2020.
 
Selama Januari–Desember 2019 terjadi kenaikan indeks dari 135,39 pada Desember 2018 menjadi 139,07 pada Desember 2019. Seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 4,28 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 3,97 persen.

Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,75 persen; kelompok sandang sebesar 4,93 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,46 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 3,25 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen.
 
"Pergerakan inflasi pada 2019 terendah sejak 2009, selama 10 terakhir merupakan yang pertama inflasi di bawah tiga persen," ungkapnya.
 
Selama 2019 seluruh kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,86 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,68 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,44 persen; dan kelompok sandang sebesar 0,32 persen.
 
Lalu, kelompok kesehatan sebesar 0,15 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,25 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen. "Komoditas utama yang dominan penyumbang inflasi di 2019 ada emas dan perhiasan, yang tidak muncul di 2018," paparnya.
 
Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi selama tahun 2019, antara lain: emas perhiasan sebesar 0,16 persen; cabai merah sebesar 0,15 persen; tarif sewa rumah dan bawang merah masing-masing sebesar 0,10 persen; dan ikan segar, rokok kretek filter, nasi dengan lauk masing-masing sebesar 0,09 persen.
 
Kemudian, tarif kontrak rumah 0,08 persen; bawang putih dan upah pembantu rumah tangga masing-masing 0,06 persen; uang sekolah dasar, mie, rokok kretek, dan cabai rawit masing-masing 0,05 persen; dan uang sekolah menengah pertama dan uang kuliah akademi/PT masing-masing 0,04 persen.
 
Inflasi tertinggi pada 2019 terjadi pada Mei sebesar 0,68 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi pada bulan bulan tersebut, antara lain: cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, tarif angkutan antar kota, telur ayam ras, kentang, tomat sayur, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api.
 
Lalu ikan diawetkan, bayam, kangkung, sawi hijau, wortel, apel, jeruk, pepaya, kelapa, nasi dengan lauk, gula pasir, rokok kretek filter, dan tarif parkir. Sedangkan deflasi tertinggi pada tahun 2019 terjadi pada September sebesar 0,27 persen.
 
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi pada bulan tersebut, antara lain: cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, tomat sayur, cabai rawit, telur ayam ras, ikan segar, ketimun, pir, tomat buah, bawang putih, dan tarif angkutan udara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan