Kota Surabaya. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Kota Surabaya. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

BPS: Inflasi di Surabaya Tertinggi Selama 2016

Amaluddin • 02 Desember 2016 20:48
medcom.id, Surabaya: Inflasi di wilayah Jawa Timur (Jatim) pada November 2016 tercatat sebesar 0,33 persen. Inflasi tertinggi adalah Kota Kediri dan Kabupaten Sumenep, Madura yang mencapai 0,53 persen dan inflasi terendah adalah Kabupaten Banyuwangi yang mencapai 0,25 persen.
 
"Selama November ini inflasi juga diikuti delapan kabupaten/kota di Jatim," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, di Surabaya, Jumat (2/12/2016).
 
Sementara inflasi Jatim di tahun kalender Januari-November 2016 sebesar 2,16 persen dan inflasi year on year sebesar 3,02 persen. Menurut Teguh, Surabaya masih tertinggi inflasinya sebesar 2,64 persen, disusul Malang 2,03 persen, dan Madiun 1,79 persen. Sementara inflasi delapan kota secara year on year, Surabaya masih menempati inflasi tertinggi 3,61 persen, disusul Malang 2,94 persen dan Madiun 2,39 persen.

Surabaya menempati inflasi paling tinggi selama hampir setahun ini, karena kebutuhan pangan produk pertanian didatangkan dari luar kota.
 
"Posisi Surabaya yang tidak terlalu dekat dengan area produksi pertanian juga menjadi faktor inflasi relatif tinggi. Bisa juga terkendala transportasi, cuaca, dan daya beli masyarakat yang membeli pangan untuk cadangan," ujarnya.
 
Selain itu, cuaca buruk di tahun ini juga mengganggu wilayah produksi pertanian yang menyebabkan gagal panen, sehingga bahan pangan mahal. Khususnya Surabaya akan menjadi kota yang terimbas. "Karena ketergantungan Surabaya pada produk pertanian dari daerah sangat tinggi," katanya.
 
Inflasi pada November ini didorong oleh naiknya hampir seluruh Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok pengeluaran. Kelompok bahan makanan merupakan kelompok dengan kenaikan terbesar yaitu mencapai 0,85 persen, diikuti kelompok kesehatan 0,45 persen, kelompok makanan jadi, minuman dan rokok 0,29 persen.
 
Kemudian kelompok sandang 0,21 persen, transportasi, komunikasj dan jasa keuangan 0,16 persen, perumahan 0,15 persen dan yang terendah ialah kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga yaitu 0,08 persen. Di antara komoditas-komoditas utama yang memicu terjadinya inflasi, ialah meningkatnya harga bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tarif pulsa telepon, dan batu bata.
 
Demikian juga dengan produksi batu bata, memasuki puncak musim penghujan ini menyebabkan proses produksi batu bata juga terganggu karena para pengrajin batu bata membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan pengeringan batu bata tersebut sehingga mengurangi pasokan batu bata di pasaran.
 
Selain komoditas yang memicu terjadinya inflasi juga ikut memberikan andil dalam menahan laju inflasi di November 2016, di antaranya turunnya harga telur ayam ras, kentang, apel, gula pasir, dan semen. Khusus komoditas semen, beberapa bulan terakhir memang cenderung mengalami penurunan harga.
 
"Ini disebabkan stok semen di pasaran surplus, saat ini juga banyak varian merek produk semen sehingga produsen semen mulai menekan harga jual semen untuk menarik konsumen," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan