Hal tersebut diutarakan Santiago usai bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin.
"Kami benar-benar melihat komitmen besar yang dimiliki Indonesia untuk memerangi AML (anti-money laundring," kata Santiago di Kementerian Keuangan, Rabu, 9 Mei 2018.
Santiago mengatakan, dalam pertemuan tersebut, FATF dan pihak pejabat Indonesia saling berbagi pandangan mengenai tantangan di sektor keuangan dunia.
Terkait dengan proses keanggotaan Indonesia di FATF, Santiago mengatakan pihaknya tengah melakukan penilaian dan mengupayakan agar Indonesia bisa menjadi bagian dari lembaga internasional tersebut.
"Indonesia adalah negara yang sangat penting di dunia. Kami membutuhkan suara Indonesia di tubuh kami. Jadi kami sedang mengusahakannya," jelas dia.
Sementara itu, Kiagus mengatakan dalam memerangi praktik transaksi keuangan mencurigakan yang berhubungan dengan pencucian uang, Indonesia telah memiliki payung hukum yang kuat. Selain itu, peran serta masing-masing kementerian dan lembaga (K/L)dalam memberantas praktik kejahatan tersebut pun dinilai baik. Hal tersebut bisa menjadi modal bagi Indonesia untuk gabung dalam keanggotaan.
"Kita harus melalui satu proses, jadi kalau ini dia setuju, kita observer dulu, setelah jadi observer, nanti dilakukan evaluasi, kalau oke mudah-mudahan 2019-2020 kita jadi anggota penuh," jelas Kiagus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id