“Kalau sejak sekarang kami merumuskan dari sisi penganggaran automatic stabilizer kemudian didukung bansos, saya kira menjadi connect dari sisi penganggaran,” kata Kepala Pusat Kebijakan APBN BKF Ubaidi S Hamidi dikutip Antara, Rabu, 17 Juni 2020.
Menurutnya alokasi belanja antisipatif akan memudahkan pemerintah dalam merumuskan program stimulus bagi masyarakat terdampak. Belanja antisipatif itu, merupakan bagian dari reformasi anggaran 2021 yang akan fokus terhadap program prioritas dan berorientasi kepada hasil.
"Kemudian belanja modal diarahkan untuk melanjutkan proyek yang tertunda di 2020 serta penguatan belanja modal dan pemeliharaan untuk barang milik negara," ungkap dia.
Ia menambahkan reformasi anggaran juga meliputi efisiensi belanja barang non prioritas pusat dan daerah meliputi penghematan belanja barang seperti perjalanan dinas hingga paket rapat.
Adanya reformasi anggaran itu, kata dia, karena ruang fiskal yang masih terbatas namun belanja wajib yang besar seperti 20 persen untuk pendidikan dan lima persen untuk kesehatan, harus tetap dilakukan.
"Dalam pelaksanaan APBN lainnya, belanja operasional kurang efisien serta kebutuhan untuk program prioritas perlu ditinjau kembali," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id