Presiden Joko Widodo. Foto: MI/Ramdani.
Presiden Joko Widodo. Foto: MI/Ramdani.

Jokowi Ungkap Kondisi Global yang Bisa Bikin Ekonomi RI 'Megap-megap'

Husen Miftahudin • 16 Agustus 2023 18:20
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, saat ini Indonesia masih dihadapi perubahan lanskap global yang sangat cepat, khususnya karena pergeseran geopolitik.
 
"Pergeseran geopolitik ini telah menciptakan pola kerja sama internasional yang terkotak-kotak," ucap Jokowi dalam Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2024 di Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023.
 
Kondisi tersebut, lanjut Presiden, memunculkan fenomena untuk menarik rantai suplai manufaktur ke negeri sendiri atau memindahkan ke negara yang dianggap kawan.

Walhasil, fragmentasi global tersebut telah menghambat aliran perdagangan dan investasi dunia, serta melemahkan perekonomian dunia.
 
Menurut Jokowi, fragmentasi global menciptakan disrupsi rantai pasok yang meningkatkan risiko krisis pangan, energi, serta keuangan dunia.
 
"Selain itu, tensi geoekonomi yang memanas juga mendorong tren embargo serta hambatan perdagangan atas beberapa komoditas vital, seperti semikonduktor, mineral, dan bahkan pembatasan arus modal," papar Presiden.
 
Baca juga: Rivalitas Berbasis Teknologi Jadi Rintangan yang Dihadapi Indonesia
 

Ramu strategi kebijakan yang jitu dan antisipatif


Oleh karena itu, sambung Jokowi, konstelasi global harus disikapi dengan strategi kebijakan yang jitu dan antisipatif, bukan yang biasa-biasa saja. Kebijakan ekonomi dan fiskal harus mampu mentransformasi ekonomi untuk menghadapi tantangan hari ini dan ke depan.
 
Ketahanan pangan dan energi serta transformasi manufaktur menjadi sangat penting. Di sisi lain, industri pertahanan harus dibangun secara kompetitif untuk menjawab kebutuhan pertahanan keamanan Indonesia.
 
"Dunia juga dihadapkan pada potensi krisis akibat perubahan iklim. Dampak fenomena ini memiliki ancaman serius pada kehidupan dan ekonomi dunia, termasuk Indonesia," sebut Jokowi.
 
Dia bilang, transformasi struktur ekonomi dalam mengembangkan sektor yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi krusial. Transisi ke penggunaan energi hijau perlu dilaksanakan secara progresif, namun tetap adil dan terjangkau.
 
"Potensi nilai ekonomi hayati Indonesia harus kita manfaatkan sebagai faktor penting dalam mengembangkan dan meningkatkan investasi ekonomi hijau di dalam negeri," urai dia.
 
Selain itu, cepat atau lambat, perkembangan digitalisasi dan artificial intelligent juga akan semakin penting dan mendominasi kehidupan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Adopsi teknologi dalam perekonomian dapat memberikan manfaat yang signifikan apabila dihadapi dengan strategi yang tepat.
 
"Pembangunan kualitas sumber daya manusia, infrastruktur fisik dan non-fisik terkait teknologi informasi harus terus ditingkatkan," tegas Jokowi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan