"Capaian ekonomi triwulan II cukup tinggi karena ternyata dari berbagai proyeksi, bahkan pemerintah sendiri meramalkan sedikit lebih rendah angka realisasi kemarin, sehingga ini perlu mendapat apresiasi," ujar dia, dilansir dari Antara, Senin, 8 Agustus 2022.
Faktor lain yang turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi ialah masyarakat diizinkan untuk mudik, bahkan total pemudik mencapai rekor lebih besar dibandingkan dengan 2019.
Selain itu, kebijakan pemerintah memperpanjang periode libur Lebaran menjadi dua minggu juga memengaruhi kenaikan persentase ekonomi sehingga berimplikasi positif dalam konteks mendorong konsumsi masyarakat, yakni mencapai 5,151 persen yoy pada triwulan II-2022 atau meningkat dari triwulan I-2022 yang sebesar 4,34 persen.
Baca: Erick Thohir tak Tolerir Sikap Oknum KAI yang Melecehkan Penumpang |
Dari sisi sektoral, akselerasi kinerja transportasi dan pergudangan yang bertumbuh 21,27 persen atau lebih tinggi dari triwulan I-2022 sebesar 15,79 persen menjadi bukti tambahan bahwa Lebaran menjadi penyelamat ekonomi.
"Tapi kita juga ingatkan jangan terlalu euforia dulu karena tantangan-tantangan triwulan III dan IV cukup besar, terutama triwulan III di mana momentum kemewahan musiman, entah itu hari raya keagamaan atau ajang besar lainnya relatif jarang dan ini tentu akan berimplikasi kepada kinerja perekonomian,” kata Eko.
Tren inflasi yang terus meninggi dari bulan ke bulan turut menjadi tantangan karena adanya inflasi menggerus daya beli dan membuat konsumsi menjadi lesu kembali.
"Jika pertumbuhan ekonomi di triwulan III dan IV bisa dipertahankan di angka 5,44 persen saja sudah sangat bagus. Tetapi, lanjutnya, kemungkinan triwulan III dan IV akan lebih rendah dari pada triwulan II karena tak ada momentum hari raya Lebaran atau Natal di triwulan IV-2022,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News