Ilustrasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo.
Ilustrasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo.

Anggaran PEN 2021 Fokus di 5 Bidang Ini, Berikut Rinciannya

Ade Hapsari Lestarini • 27 Februari 2021 11:21
Jakarta: Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengalokasikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 sebesar Rp699,43 triliun. Dana ini meningkat dari alokasi sebelumnya yang sebesar Rp695,2 triliun atau meningkat 20,63 persen dari realisasi anggaran PEN 2020.
 
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kenaikan anggaran ini diharapkan bisa menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional terutama mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2021.
 
Anggaran PEN 2021 berfokus pada lima bidang yakni:

1. Sektor kesehatan sebesar Rp176,3 triliun.
2. Sektor perlindungan sosial Rp157,4 triliun.
3. Dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi Rp186,8 triliun.
4. Insentif usaha dan pajak Rp53,9 triliun.
5. Program prioritas Rp125,1 triliun.
 
"Memang melihat pertumbuhan ekonomi 2020 yang lalu, pertumbuhan kita masih memiliki daya tahan, karena pemerintah melakukan kebijakan ekonomi yang cepat dan terukur dan lebih dari biasanya. Kalau kita lihat ada fleksibilitas dalam APBN untuk melakukan realokasi dan refocusing," papar Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kunta Wibawa Dasa Nugraha, dikutip dalam rilis KPCPEN, Sabtu, 27 Februari 2021.
 
Dengan kebijakan tersebut, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan sejak kuartal II-IV 2020. "Diharapkan juga meningkat di kuartal I-2021 ini. Oleh karena itu APBN tetap jadi countercyclical dan program vaksinasi diharapkan efektif, sehingga pemulihan ekonomi bisa diperkuat," tambah Kunta Wibawa.
 
Secara umum, tambah dia, PEN cukup optimal dalam mendorong perekonomian. "Ada beberapa survei dari Indonesian High Frequency, Bank Dunia, dan lain-lain, yang intinya adalah program perlindungan sosial membantu daya beli masyarakat di tengah kondisi pandemi. Cakupan perlindungan sosial dan targeting makin baik. Hasil survei untuk UMKM menunjukkan intervensi ini membuat mayoritas UMKM mampu bertahan," jelas Kunta Wibawa.
 
Untuk 2021, pemerintah mencanangkan untuk melakukan penguatan langkah menanggulangi pandemi dan pemulihan ekonomi. Sehingga kebijakan prioritasnya untuk vaksinasi, penguatan 3M dan 3T, termasuk PPKM Mikro, serta program PEN.
 
"Dengan begitu kita optimistis ekonomi bergerak di 2021 ini pada pertumbuhan 4,5-5,3 persen," ungkap Kunta Wibawa.
 
Pengamat Ekonomi Piter Abdulah menambahkan sesungguhnya yang dihadapi masyarakat saat ini memang bukan permasalahan ekonomi, tapi permasalahan pandemi. Perekonomian Indonesia terdampak oleh pandemi. Sehingga harus diyakini kalau pandemi ini bisa diatasi, maka perekonomian akan bangkit.
 
"Kalau kita melihat memang pemulihan ekonomi memang sudah dalam jalur yang tepat dan sudah menunjukkan perbaikan, data BPS menunjukkan hampir di semua sektor usaha mulai membaik," ujar Piter.
 
Kendati demikian, Piter mengingatkan efektivitas program PEN memang tidak secara langsung memulihkan perekonomian nasional. Namun memang ditujukan pertama untuk mengatasi pandemi, serta membantu masyarakat dan dunia usaha. Sehingga ketika pandemi mereda, perekonomian siap bangkit.
 
"Pemerintah mesti tetap fokus pada penanggulangan pandemi, lalu peningkatan kecepatan dan ketepatan bantuan kepada masyarakat terdampak, termasuk peningkatan bantuan kepada dunia usaha, juga percepatan implementasi UU Cipta Kerja, karena salah satu syarat kita bisa pulih adalah melalui investasi yang sudah kita siapkan dalam undang-undang tersebut," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan