"Jadi kalau sekarang deflasi ya wajar saja. Karena sekarang ini pangan pokok kayak Bulog untuk jagung, dan pemerintah juga sudah mempersiapkan dana," kata ekonom Aviliani, ditemui di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa 4 April 2017.
Selain itu, program pengampunan pajak (tax amnesty) yang dijalankan pemerintah selama tiga periode juga banyak menyumbang porsi deflasi di Maret tahun ini. Pasalnya, ketika masyarakat ikut amnesti pajak, maka masyarakat menahan diri untuk berbelanja atau menghabiskan konsumsi yang besar.
"Dengan tax amnesty juga banyak orang yang sebagian ikut ada pengurangan konsumsinya. Bukan pangan pokok ya tapi pengurangan yang besar-besar. Itu yang memengaruhi harga," jelas Aviliani.
Dengan keadaan deflasi, Aviliani optimistis dengan target pemerintah yang mengejar tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen di tahun ini dapat tercapai. "Karena biasanya kalau sudah inflasi, untuk turun kembali susah. Dari nol kembali untuk naik ke atas sangat sulit," tutup Aviliani.
Seperti diketahui, BPS mencatat deflasi sebesar 0,02 persen sepanjang Maret 2017. Kondisi ini di luar dugaan dan tren umum terjadi inflasi pada Maret. Diharapkan kondisi ini bisa terus mengalami perbaikan di kemudian hari.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi secara tahun ke tahun mencapai 3,61 persen dan inflasi tahun kalender mencapai 1,19 persen. Sedangkan dari 82 kota IHK, tercatat 42 kota mengalami deflasi, sementara sisanya sebanyak 33 kota lainnya mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi di Tanjung Pandan sebesar 1,49 persen dan terendah di Padang serta Purwokerto masing-masing 0,01 persen. Sementara inflasi tertinggi di Marauke 1,24 persen dan terendag di Tembilahan serta Banjarmasin masing-masing 0,01 persen.
"Kita lihat posisinya deflasi kalau dibandingkan dengan pergerakan inflasi bulan ke bulan dan yoy, pergerakan di sana kalau di Januari 2017 ada inflasi 0,97 persen lalu Februari 0,23 persen dan sekarang deflasi 0,02 persen. Ini masih rendah dibandingkan Maret 2016 dan Maret 2015," kata Suhariyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News