Jakarta: Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal turun tangan menyelesaikan utang Garuda Indonesia yang bakal jatuh tempo Juni 2020. Utang sukuk global maskapai pelat merah tersebut mencapai USD500 juta atau setara Rp7,5 triliun (kurs Rp15 ribu per USD).
"Kita sedang memikirkan beberapa alternatif, kita sedang mencari solusi untuk bantu sukuk Garuda, itu kan Juni," kata Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat, 8 Mei 2020.
Luky menjelaskan Kemenkeu merupakan pemegang saham BUMN, sementara Kementerian BUMN merupakan kuasa pemegang saham BUMN. Karena itu, Kementerian BUMN menjadi lead dalam penanganan persoalan utang Garuda Indonesia tersebut.
"Tapi ini memang in progress, lead-nya dari Kementerian BUMN. Kita kerja sama terus dengan Kementerian BUMN," tegas Luky.
Namun demikian, belum ada hal yang disepakati terkait penyelesaian utang tersebut antara Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN. "Pokoknya proses ini kita bersama-sama dengan Kementerian BUMN sedang memikirkan jalan keluar untuk Garuda," tukas dia.
Sebelumnya Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memiliki tiga opsi dalam menjalankan kewajiban pembayaran terhadap utang jatuh tempo sebesar USD500 juta pada Juni 2020. Opsi pertama yakni dengan melunasi sesuai tagihan, namun opsi ini dipandang berat karena keuangan maskapai pelat merah ini sedang tertekan dan terdampak wabah covid-19.
Kedua, yakni opsi meminta perpanjangan waktu. Artinya, kewajiban tersebut tidak harus dilunasi pada saat jatuh tempo. Ketiga, membayar utang yang dilakukan lima tahun lalu itu dengan diskon.
"Pembayaran dengan diskon, negosiasi dengan diskon yang hari ini betul harganya sudah di 40 persen. Memang banyak diskusi yang mengatakan bahwa itu bisa di 60-70 persen," kata Irfan dalam dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu, 29 April 2020.
Ketiga opsi tersebut masih dibahas dengan pemerintah dan pemilik saham. Selain itu, Garuda juga membuka kemungkinan untuk mengambil utang atau pendanaan baru (financing) dari perbankan untuk menutup utang jatuh tempo tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News