"Apabila Indonesia resesi, kontraksi terhadap keseluruhan indikator perekonomian tidak berkepanjangan," kata Dito saat dihubungi, dikutip dari Antara, Jumat, 25 September 2020.
Hal itu dikatakan Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan DPR itu menanggapi proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III yang kembali terkontraksi ke level negatif. Dito menyebut pertumbuhan ekonomi di kuartal III bisa mencapai minus 1,92 persen.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 22 September 2020, menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 akan berada di minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.
Dengan demikian Sri Mulyani sudah memperkirakan Indonesia akan mengalami resesi ekonomi di kuartal III-2020, mengingat di kuartal II-2020, ekonomi Indonesia sudah berada di level minus 5,23 persen.
Menurut Dito, meski proyeksi pemerintah soal pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus di kuartal III-2020, namun lebih baik dibandingkan dengan realisasi kuartal II yang terkontraksi lebih dalam hingga ke minus 5,23 persen.
"Ini menunjukkan bahwa di kuartal III ada momentum perbaikan perekonomian meskipun kuartal III negatif," ujarnya.
Dito mengatakan Komisi XI DPR mendukung upaya pemerintah untuk mendongkrak perekonomian melalui berbagai kebijakan penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi nasional.
Komisi XI juga meminta pemerintah memaksimalkan penyerapan belanja daerah di delapan wilayah yang secara langsung dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. "Sehingga di kuartal III dan IV, keseluruhan ekonomi tidak terkontraksi terlalu dalam," ujarnya.
Komisi XI juga meminta swasta dan masyarakat untuk lebih mengkonsumsi barang dan jasa dari industri dalam negeri agar memulihkan permintaan dan produksi industri domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id