"Dalam RAPBN 2015 kan janji SBY memberikan ruang fiskal yang sangat luas pada pemerintahanan baru, bukan cuma ruang fiskal yang cukup lho, tapi luas. Setelah dilihat, tidak ada ruang fiskal untuk pemerintah baru," tutur Dolfie, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (21/8/2014).
Ini ditunjukkan dari subsidi yang defisit anggaran yang dipatok dalam angka 2,32 persen pada 2015 sehingga membuat pemerintah baru susah untuk bergerak. "Defisit sudah dipakai semuanya hanya tersisa Rp20 triliun, dan belanja K/L sudah dipakai seluruhnya untuk program SBY di mana ada 362 program. Pertanyaannya ruang fiskal di mana?" terangnya.
Dolfie mengatakan, nampaknya RAPBN 2015 sengaja didesain oleh pemerintah SBY agar pemerintah baru menaikkan harga BBM subsidi, dengan alasan memberi ruang fiskal. "Ini memang pemerintahan baru supaya menaikkan harga BBM," ucapnya.
Lebih lanjut, Dolfie menambahkan pihaknya dalam partai akan mempertanyakan ruang fiskal yang luas tersebut secara lebih lanjut terlebih lagi apakah menaikkan harga bisa dilakukan di sisa waktu pemerintahan KIB II.
"Kita ingat ketika SBY pertama kali memerintah di 2005 ruang defisit yang digunakan 0,8 persen dari PDB, dengan ketentuan PDB yang memperbolehkan 2,5 persen. Sekarang yang dipakai SBY 2,32 persen hanya tersisa 0,18 persen saja jadi tinggal Rp20 triliun. Jadi ruang fiskal yang disediakan pemerintahan SBY untuk pemerintahan baru tanpa menaikkan BBM hanya sebesar itu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id