Adapun sektor yang dimaksudkan Sofyan ialah sektor komoditas khususnya di wilayah pertambangan seperti batu bara dan tambang. Meski pertumbuhan sektor ini terbilang cepat, sayangnya sektor ini hanya dikuasai oleh kalangan tertentu karena sifatnya yang terbatas.
"Orang-orang yang di bawah juga meningkat (pendapatannya) namun relatif lebih kecil tidak seperti yang di atasnya," jelas Sofyan, di Kantor Bappenas, Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat, Jumat (25/9/2015).
Kendati demikian, Sofyan memiliki keyakinan bahwa persoalan kesenjangan seperti ini bisa diperbaiki. Sebab, sekarang ini harga komoditas tengah merosot taham. Dengan pelemahan harga komoditas ini maka pendapatan orang-orang yang menguasai sektor tambang ikut terpengaruh. hal ini yang diyakini akan mempersempit kesenjangan.
"Namun, tentu kita harus jaga pendapatan yang ada di bawah. Kita akan perbaiki. Saya percaya bisa diperbaiki selama yang di bawah tidak memburuk," ungkapnya.
Sekadar diketahui, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan pemerintah sepakat mematok gini ratio di angka 0,39. Sejauh ini, level gini ratio selalu bertahan di angka 0,41.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id