Ilustrasi. MI/Panca Syurkani
Ilustrasi. MI/Panca Syurkani

BI Yakin, 2015 Inflasi Capai 4+1%

Suci Sedya Utami • 17 Maret 2015 17:39
medcom.id, Jakarta: Bank Indonesia (BI) meyakini, inflasi yang diasumsikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar 4+1 persen pada realisasi tahunan akan tercapai.
 
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan hal tersebut dibuktikan berdasarkan tekanan inflasi yang menurun. Tercatat pada dua bulan pertama pertama 2015 mengalami deflasi yakni Januari 0,24 persen dan Februari 0,36 persen. Padahal sesuai tren, Januari dan Februari biasanya terjadi inflasi.
 
"Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali mencatat deflasi sebesar 0,36 persen secara bulanan (mtm) atau 6,29 persen secara tahunan (yoy), terutama karena terjadi deflasi pada komponen kelompok volatile food dan administered prices," kata Tirta di Gedung Perkantoran Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2015).

Tirta menyebutkan, inflasi inti Februari menurun dari bulan lalu sebesar 0,61 persen (mtm) menjadi 0,34 persen (mtm) atau 4,96 persen (yoy). Penurunan tersebut ditopang oleh harga komoditas global yang menurun, permintaan domestik yang moderat, dan ekspektasi inflasi yang terjaga.
 
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati berbagai faktor risiko yang mempengaruhi inflasi, antara lain, perkembangan harga minyak dunia dan kemungkinan penyesuaian adminsistered prices lainnya," tukasnya.
 
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi Maret dan April juga akan mengalami deflasi. Dikarenakan musim panen padi segera tiba dan akan mendorong harga beras menjadi lebih stabil atau bahkan turun.
mengatakan hal tersebut dibuktikan berdasarkan tekanan inflasi yang menurun. Tercatat pada dua bulan pertama pertama 2015 mengalami deflasi yakni Januari 0,24 persen dan Februari 0,36 persen. Padahal sesuai tren, Januari dan Februari biasanya terjadi inflasi.
 
"Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali mencatat deflasi sebesar 0,36 persen secara bulanan (mtm) atau 6,29 persen secara tahunan (yoy), terutama karena terjadi deflasi pada komponen kelompok volatile food dan administered prices," kata Tirta di Gedung Perkantoran Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2015).
 
Tirta menyebutkan, inflasi inti Februari menurun dari bulan lalu sebesar 0,61 persen (mtm) menjadi 0,34 persen (mtm) atau 4,96 persen (yoy). Penurunan tersebut ditopang oleh harga komoditas global yang menurun, permintaan domestik yang moderat, dan ekspektasi inflasi yang terjaga.
 
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati berbagai faktor risiko yang mempengaruhi inflasi, antara lain, perkembangan harga minyak dunia dan kemungkinan penyesuaian adminsistered prices lainnya," tukasnya.
 
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi Maret dan April juga akan mengalami deflasi. Dikarenakan musim panen padi segera tiba dan akan mendorong harga beras menjadi lebih stabil atau bahkan turun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan