Menurut Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo yang akrab disapa Tiko, ada beberapa faktor pendorong di balik aksi korporasi tersebut. Salah satunya BSI akan didorong meningkatkan pangsa pasar di perbankan syariah dari tujuh persen menjadi setidaknya 10 persen.
BSI pun perlu memperluas jaringan sehingga jangkauan bisnisnya lebih luas dan menjadi bank syariah yang universal. Sebagai bank syariah komersial, kecepatan layanan melalui fitur produk perlu ditingkatkan dengan tanpa mengurangi aspek kenyamanan. Hal itu dilakukan BSI salah satunya untuk menggaet nasabah milenial yang memang meningkat tajam.
"Rights issue BSI kita siapkan Rp5 triliun, bahkan lebih dari pemegang saham existing, Bank Mandiri, BNI, dan BRI. BSI pun dapat menjadi bank syariah yang lebih moderen dan dapat memenuhi kebutuhan generasi milenial. Harapannya akuisisi customer baru lebih cepat,” kata Tiko, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 24 Mei 2022.
Adapun batas minimal free float atau saham publik yang beredar sebesar 7,5 persen. Sementara dalam laman resmi BSI disebut, komposisi pemegang saham BSI saat ini adalah adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 50,95 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebanyak 24,91 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejumlah 17,29 persen.
Sementara itu, sisanya adalah DPLK BRI sekitar 1,83 persen dan BNI Life Insurance 0,01 persen. Kemudian pemegang saham lain dengan kepemilikan kurang dari lima persen termasuk publik baru sekitar 7,08 persen.
Top 10 Global Islamic Bank
Tiko menambahkan aksi korporasi itu tak terlepas dari upaya mewujudkan visi BSI menjadi Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025. Sehingga BSI menjadi instrumen utama bagi Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.Sebelumnya, pada 13 Mei lalu BSI resmi membuka Representative Office BSI di Dubai, Uni Emirat Arab, sebagai realisasi program BUMN Go Global. Ini merupakan langkah awal menghubungan perbankan dan keuangan Indonesia dengan pusat-pusat keuangan syariah dunia. Juga memperdalam penetrasi ekspor ke Afrika dan negara-negara Arab.
BSI berharap bisa mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai yaitu menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global, untuk menginvestasikan dana mereka pada proyek-proyek pemerintah seperti Ibu Kota Negara Baru (IKN), proyek strategis BUMN, proyek infrastruktur, serta industri keuangan yang berkelanjutan di Tanah Air.
"Ke Uni Emirat Arab, bahwa kita harus selalu reach up dengan customer dan investor global. Ini merupakan transformasi dan inovasi di BUMN,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News