baca juga: Kebijakan BPR dan BPR Syariah Dibatasi, Ini Alasannya |
Hal ini turut mendukung perkembangan ekonomi digital dan inklusivitas keuangan di Indonesia serta sejalan dengan perkembangan bisnis dan teknologi yang semakin dinamis sehingga memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.
“Saya harap BPR e-Cash dapat meningkatkan layanan BPR atau BPR Syariah (BPRS) bagi nasabah secara digital melalui ponsel pintar dan BPR Digi dapat memberikan kemudahan akses dan transaksi kepada para nasabah BPR atau BPRS," ujar Airlangga dikutip dari Antara, Kamis, 20 Oktober 2022.
Ia turut berharap komitmen tersebut dapat meningkatkan daya saing BPR maupun BPRS ke depan. Dalam jangka panjang, Indonesia memiliki target ekonomi untuk dapat tumbuh tinggi dan keluar dari jeratan kelas menengah.
Sektor keuangan termasuk BPR/BPRS diharapkan dapat berkontribusi melalui peningkatan literasi keuangan dan pendalaman pasar, serta akses pembiayaan ke seluruh masyarakat Indonesia.
Selain itu, bisnis BPR dan BPRS telah banyak yang menyasar kepada jenis kredit konsumsi serta UMKM, yang berpotensi menjadi penyangga di tengah kondisi ekonomi global yang masih penuh dengan ketidakpastian. Di tengah kinerja UMKM yang mulai bangkit seiring meredanya pandemi, kinerja BPR/BPRS juga diharapkan semakin terungkit.
Pertumbuhan kredit BPR
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara tahunan pertumbuhan kredit BPR pada Juli 2022 tercatat sebesar 9 persen dengan tingkat kredit macet yang masih terjaga, demikian pula dengan kinerja BPR berdasarkan rasio keuangan.Peran strategis BPR/BPRS tersebut, kata Airlangga, harus didukung oleh penguatan sinergi antara pemerintah, otoritas keuangan, dan bank sentral agar stabilitas sektor keuangan tetap terjaga dan tata kelola bank menjadi lebih baik dalam memajukan sektor riil, termasuk UMKM.
“Sektor keuangan perlu didorong untuk memanfaatkan momentum akselerasi daripada digitalisasi terutama pascacovid-19. Digitalisasi terbukti mampu menghasilkan layanan keuangan yang efisien dan menjangkau pasar yang lebih luas, 19 juta UMKM telah masuk dalam ekosistem digital dan ditargetkan 30 juta UMKM akan masuk dalam ekosistem digital di 2024,” ungkapnya.
Ia menuturkan industri perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Intermediasi keuangan perbankan tetap tumbuh positif dimana secara tahunan kredit tumbuh 10,62 persen pada Agustus 2022, dengan ditopang oleh pertumbuhan di seluruh jenis kredit pada mayoritas sektor ekonomi.
Sektor perbankan juga diharapkan dapat mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar bisa naik kelas melalui pembiayaan, termasuk dalam platform digital.
“Membaiknya permintaan masyarakat, diminta agar perbankan dapat menyelaraskan kemauan peminjam maupun penyaluran kredit bagi dunia usaha guna memastikan dukungan yang cukup bagi sektor pendorong pemulihan ekonomi,” tutur Airlangga.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id