Untuk menjaga keberlanjutan bisnis ke depan, tambahnya, selain transformasi dan strategi ekosistem kolaborasi dengan BUMD-BUMD DKI, Bank DKI melakukan sejumlah inovasi. Salah satunya penyederhanaan proses bisnis dengan mengacu pada customer centric.
Hal itu, lanjutnya, dengan melakukan pengembangan terhadap produk dan layanan perbankan berbasis digital yang dimiliki melalui JakOne Community Apps. "Saat ini, kami tengah melakukan sejumlah inisiatif digitalisasi dengan mengembangkan SuperApps, SimpleApps, dan digital lending," kata Romy, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 25 Agustus 2022.
Adapun optimalisasi digitalisasi dilakukan lantaran hal tersebut menjadi sebuah keniscayaan dan berdampak positif terhadap laju bisnis. Tak dipungkiri, pandemi covid-19 memicu perubahan perilaku masyarakat terutama dalam mengakses lembaga jasa keuangan.
Baca: Mendag: Pencairan Bansos Ikut Pengaruhi Kenaikan Harga Telur Ayam |
"Aplikasi tersebut kami harapkan dapat menjadi keunggulan Bank DKI dalam berkompetisi kedepannya dan mampu mendorong akselerasi kinerja, baik dari sisi kredit maupun DPK," kata Romy.
Sejauh ini, Bank DKI telah melaksanakan rangkaian program Transformasi 5.0 yang berfokus pada pilar utama, yakni business & support Pemprov DKI yang terbagi atas lending, funding, dan ecosystem; digital & operation; human capital, organization & culture; dan governance, risk management & compliance.
"Selain itu, Bank DKI mulai mengimplementasikan strategi bisnis secara ekosistem, berkolaborasi dengan BUMD-BUMD DKI Jakarta, serta turunannya," tuturnya.
Lebih lanjut, Romy mengapresiasi penghargaan yang diberikan kepada Bank DKI. Setidaknya ada tiga penghargaan yang didapatkan. Ia menambahkan rangkaian prestasi dan penghargaan ini akan menjadi pemacu semangat insan Bank DKI untuk terus melakukan perbaikan dan tumbuh kinerjanya secara berkualitas dan berkesinambungan.
"Penghargaan ini kami dedikasikan bagi para nasabah dan stakeholder Bank DKI," kata Romy.
Sebagaimana data rating dalam Majalah Infobank edisi Agustus 2022, Per 2021, Bank DKI mampu membukukan laba bersih sebesar Rp727,36 miliar, tumbuh 25,27 persen dari laba 2020. Di sisi fungsi intermediasi, Bank DKI menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp57,71 triliun, tumbuh 17,96 persen dari 2020.
Pertumbuhan DPK ini di atas rata-rata pertumbuhan DPK industri perbankan 2021 yang sebesar 12,21 persen. Pertumbuhan DPK Bank DKI juga dibarengi dengan perbaikan struktur dana yang dimiliki sehingga rasio Current Account Saving Account (CASA) dapat meningkat signifikan dari 45,49 persen di 2020 menjadi sebesar 51,37 persen.
Untuk penyaluran kredit dan pembiayaan Bank DKI di 2021 mencapai Rp38,70 triliun, atau tumbuh 8,52 persen dari 2020. Pertumbuhan kredit dan pembiayaan ini di atas pertumbuhan kredit industri perbankan 2021 yang sebesar 5,24 persen.
Penyaluran kredit dan pembiayaan Bank DKI dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, ditandai dengan kualitas aset yang terjaga dengan baik. Tecermin dari realisasi NPL gross dan NPL net yang masing-masing terjaga di level 3,02 persen dan 0,38 persen.
Seiring dengan peningkatan kredit dan pertumbuhan laba, total aset Bank DKI juga meningkat di 2021, yaitu sebesar Rp70,74 triliun atau tumbuh 12,21 persen dari 2020. Pertumbuhan aset Bank DKI ini juga lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan aset perbankan nasional yang sebesar 10,18 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News