Ilustrasi. Foto: Antara/Aprilio Akbar
Ilustrasi. Foto: Antara/Aprilio Akbar

BI: Depresiasi Rupiah Lebih Baik dari Brasil hingga Korsel

Husen Miftahudin • 18 Maret 2021 18:57
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, pergerakan nilai tukar rupiah relatif terjaga. Hal ini didukung oleh langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia.
 
Adapun nilai tukar rupiah pada 17 Maret 2021 melemah 2,20 persen secara rata-rata dan 1,16 persen secara point to point dibandingkan dengan level Februari 2021. Dengan perkembangan ini, maka rupiah sampai dengan 17 Maret 2021 mencatat depresiasi sekitar 2,62 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2020.
 
"Tingkat depresiasi ini lebih rendah dari tingkat pelemahan atau depresiasi sejumlah negara emerging market lainnya seperti Brasil, Meksiko, Korea Selatan (Korsel), dan Thailand," ucap Perry dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan BI secara virtual, Kamis, 18 Maret 2021.

Perry mengungkapkan bahwa pelemahan mata uang rupiah juga dirasakan oleh mata uang negara-negara lain di dunia. Pelemahan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan yield US Treasury (UST) dan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) yang kemudian menahan aliran masuk investasi portofolio asing ke pasar keuangan domestik.
 
Ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat ini juga akibat reaksi pasar terhadap besarnya stimulus fiskal di AS dan juga pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat. Meskipun bank sentral AS, The Fed, diperkirakan belum akan mengubah kebijakan moneternya pada tahun ini.
 
"Kenaikan yield US Treasury dan juga penguatan dolar AS ini yang memberikan tekanan terhadap mata uang seluruh dunia, termasuk rupiah," paparnya.
 
Terkait hal tersebut, bank sentral lantas melakukan sejumlah langkah-langkah guna menstabilkan nilai tukar rupiah. Langkah yang dilakukan otoritas moneter tersebut dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar.
 
"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," urai dia.
 
Dalam konteks ini, Bank Indonesia terus berada di pasar dan melakukan langkah-langkah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar spot, Domestik Non Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder.
 
Bank Indonesia terus melakukan stabilisasi ini sambil melakukan langkah-langkah lainnya dengan mempererat koordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Alhasil mata uang Garuda tersebut relatif terjaga, dan kenaikan yield SBN dapat dikelola secara baik.
 
"Alhamdulillah dengan langkah-langkah stabilisasi yang kita lakukan, nilai tukar rupiah tentu saja masih relatif terjaga dan kenaikan yield SBN juga masih dalam batas-batas yang wajar," pungkas Perry.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan