Mengutip Bloomberg, Jumat, 1 Oktober 2021, nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,04 persen atau 5,5 poin ke level Rp14.318 per USD. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,10 persen ke 94,32.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 29 September 2021, kurs rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke level Rp14.312 per USD dari level Rp14.292 per USD. Rentang gerak rupiah berada di kisaran Rp14.310-Rp14.325 per USD. Sementara year to date (ytd) return terpantau sebesar 1,87 persen.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah stagnan alias tidak bergerak dari level Rp14,265 per USD. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah pada level Rp14.321. Rupiah melemah 0,09 persen dibanding Rabu di posisi Rp14.307.
Adapun mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terpuruk tajam pada akhir transaksi Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Dolar tergelincir akibat kenaikan angka pengangguran mingguan di negara tersebut.
Indeks dolar yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang enam rivalnya, anjlok ke 94,504 per USD atau tertinggi sejak 28 September tahun lalu. Terakhir turun 0,2 persen ke 94,199.
Berdasarkan data ekonomi AS, klaim pengangguran di negara itu naik untuk minggu ketiga September secara berturut-turut menjadi 362 ribu.
Laporan lain mengonfirmasi bahwa pertumbuhan ekonomi AS mengalami percepatan di kuartal kedua, pada laju 6,7 persen, berkat uang bantuan pandemi dari pemerintah, yang mendorong belanja konsumen.
Penguatan dolar baru-baru ini terjadi meskipun ada kebuntuan politik di Washington atas plafon utang AS yang mengancam akan menutup sebagian besar pemerintahan.
Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan berdiri di 1,524 persen, bertahan di dekat level tertinggi yakni 1,567 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News