Ilustrasi. FOTO: dok MI
Ilustrasi. FOTO: dok MI

Awan Gelap Gulita Muncul di 2023, Baca Informasi Ini Kalau Mau Hati Tenang di Pasar Saham

Angga Bratadharma • 14 Januari 2023 12:32
Jakarta: Perekonomian dunia diramal bakal gelap dan hal itu sudah ditandai oleh Bank Dunia yang memangkas pertumbuhan ekonomi global di 2023. Lantas, seperti apa pengaruhnya terhadap pasar keuangan dan mata rantainya kepada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)? Dalam hal ini, Ajaib Sekuritas mencoba mengurai benang kusut tersebut.
 
Ajaib Sekuritas memperkirakan performa IHSG di 2023 diwarnai oleh pesta demokrasi yang akan digelar pada 2024. Secara historis performa IHSG satu tahun (12 bulan) sebelum diselenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres) dalam tiga periode terakhir sebagian besar ditutup menguat.
 
"Misalnya pada pemilu periode 2009, 2014, dan 2019, IHSG mengalami penguatan masing masing 13,2 persen, 10,9 persen, dan 7,7 persen," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani, dikutip dari risetnya, Sabtu, 14 Januari 2023.

Secara keseluruhan, lanjutnya, berdasarkan pertimbangan kondisi makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih kokoh, IHSG berpotensi bergerak di atas level 7.000-7.200 di 2023. Terdapat beberapa sektor pilihan yang berpeluang mengalami akselerasi di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global saat ini hingga beberapa periode ke depan.
Baca: Bisa Jadi Contoh Nih, Ubah Nama Demi Perkuat Bisnis

"Kami melihat sektor keuangan, metal mining dan consumer, dan telekomunikasi cukup memiliki prospek dan ketahanan yang baik," ucapnya.

Sektor keuangan

Sektor keuangan menjadi sektor yang berpotensi diuntungkan sejalan dengan daya beli masyarakat yang masih kokoh. Hal ini tercermin pada pertumbuhan penyaluran kredit secara nasional pada November 2022 tumbuh 10,8 persen YoY dan diproyeksikan masih akan berlanjut seiring dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik. Adapun secara historis satu tahun sebelum diselenggarakannya pemilu sektor keuangan selalu mengalami penguatan, misalnya, pada pemilu 2009, 2014, dan 2019.
 
Saham unggulan: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Sektor konsumer

Sektor konsumen primer berpotensi menguat pada 2023 terdorong dari beberapa faktor, di antaranya daya beli masyarakat yang cukup resilien, kenaikan upah minimum pada 2023, kenaikan anggaran subsidi dari pemerintah, efek domino menjelang tahun politik 2024, dan penurunan harga komoditas yang dapat memperbaiki margin laba yang sepat tergerus akibat kenaikan beban pokok produksi. 
 
Saham unggulan: PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Sektor metal mining

Perppu No 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja diproyeksikan membawa investasi langsung ke Indonesia salah satunya meningkatkan hilirisasi mineral logam. Optimisme ini sejalan dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang menaikkan target investasi di 2023 sebesar 16,7 persen menjadi Rp1.400 triliun dari Rp1.200 triliun di 2022.
 
Saham unggulan: PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Sektor telekomunikasi

Sektor telekomunikasi menjadi sektor menarik menjelang pemilu, di mana trafik pengguna layanan internet akan meningkat. Pasalnya platform daring digunakan sebagai ruang publik untuk menyalurkan aspirasi. Berdasarkan historis sektor telekomunikasi menguat pada satu tahun sebelum pemilu. Sementara itu, sektor ini juga memiliki prospek baik di tengah penetrasi internet yang terus tumbuh.
 
Saham unggulan: PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT).
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan