Koin benggol zaman kolonial Hindia Belanda. Foto: dok Bank Indonesia.
Koin benggol zaman kolonial Hindia Belanda. Foto: dok Bank Indonesia.

Fakta Unik: Ini Lho Penampakan Uang Kerokan Zaman Kolonial

Ade Hapsari Lestarini • 10 Juli 2021 15:37
Jakarta: Kerokan menjadi salah satu cara tradisional mengobati masuk angin bagi masyarakat Indonesia. Uniknya, kerokan selalu menggunakan uang logam atau koin, yang dipercaya agar membuat tubuh menjadi lebih enak.
 
Nah, jika kita biasanya selalu menggunakan uang logam Rp1.000 atau Rp500 yang berwarna kuning, tahukah Anda, uang koin yang digunakan sebagai alat kerokan di zaman kolonial Hindia Belanda. Nama uang koin ini yakni uang benggol, yang juga berfungsi sebagai alat bayar pada masa itu.
 
Melansir laman resmi Bank Indonesia, Sabtu, 10 Juli 2021, koin Benggol, khususnya pecahan 2 ½ cent Nederlandsch-Indie, dipakai untuk kerokan karena bentuknya yang besar dan tebal, sehingga sangat nyaman. Bagian pinggirnya pun rata, sehingga tidak sakit jika koin beradu dengan kulit. Koin berbahan tembaga ini dicetak sejak 1856-1945 dan berlaku hingga 1950an.

Dalam kurun waktu 16 tahun cetakan, koin benggol dicetak dengan jumlah yang bervariasi setiap tahunnya. Pencetakan paling sedikit terjadi pada 1896 sejumlah 1,12 juta buah dan terbanyak pada 1945 sebanyak 200 juta buah. Adapun dari cetakan-cetakan tersebut, terdapat jenis cetakan khusus pada uang benggol pada 1902, yaitu berbahan emas dan perak dengan berat 13,5 gram dalam jumlah yang terbatas.
 
Uang koin benggol diterbitkan dalam dua cetakan dengan sejumlah perbedaan. Pada kelompok cetakan I huruf arab ditulis dalam dua baris, sedangkan pada kelompok cetakan II huruf arab ditulis dalam tiga baris. Perbedaan kedua terletak pada jenis huruf Arab. Pada kelompok cetakan I menggunakan huruf Arab gundul, sedangkan pada kelompok cetakan II huruf Arab dilengkapi dengan harokat.
 
Perbedaan ketiga terletak pada mahkotanya. Pada kelompok cetakan I bentuk mahkota atas lebih lebar daripada bentuk mahkota atas pada kelompok cetakan II. Perbedaan terakhir ialah terletak pada ornamen mawar, yang pada kelompok cetakan I bentuknya lebih besar daripada kelompok cetakan II.
 
Pada koin benggol emisi 1945, misalnya, terdapat huruf P pada bawah angka 45 yang menunjukkan bahwa uang tersebut dicetak di Philadelphia, Amerika Serikat. Sementara tanda prify pada uang tersebut bergambar pohon palem. Keunikan lainnya dari koin benggol terdapat di emisi 1856, yaitu penggunaan huruf mim: ada yang terbuka dan tertutup.
 
Selain koin benggol, Pemerintah Hindia Belanda juga mencetak uang koin dengan lubang di tengahnya atau disebut dengan uang "sen bolong". Uang tersebut berbahan tembaga dan diterbitkan sejak 1936 hingga 1945 dalam enam tahun periode cetakan, yaitu 1936, 1937, 1938, 1939, 1942, dan 1945.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan