Ilustrasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo.
Ilustrasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo.

BEI: Investor Harus Hati-hati Sebelum Berinvestasi Saham Unicorn

Antara • 19 November 2021 13:30
Jakarta: Para investor perlu mencermati dan berhati-hati sebelum berinvestasi di saham-saham perusahaan unicorn maupun decacorn. Sebaiknya, saat berinvestasi tak hanya sekadar ikut-ikutan.
 
Perusahaan rintisan unicorn dan decacorn berbasis teknologi digital memang berpeluang akan meramaikan pasar saham Indonesia ke depannya.
 
"Tentunya, dengan melantainya unicorn ini, investor tidak perlu merasa fear of missing out (FOMO) dan gampang ikut-ikutan dalam mengambil keputusan investasi," ujar Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi, dilansir Antara, Jumat, 19 November 2021.

Hasan menyampaikan, terdapat hal yang menarik dalam menilai sebuah perusahaan unicorn. Menurutnya, investor tidak hanya bisa menilai perusahaan berdasarkan bottom line-nya saja, tetapi dari growth-opportunity.
 
"Investor sebaiknya tetap mempelajari atau melakukan analisis terhadap perusahaan tersebut sebelum memutuskan untuk memiliki sahamnya," kata Hasan.
 
Selain itu, investor saham, khususnya investor ritel, diimbau memahami risiko dan manfaat apabila berinvestasi di saham unicorn atau perusahaan teknologi digital dengan valuasi lebih dari USD1 miliar atau yang memiliki karakteristik berbeda dengan perusahaan konvensional.
 
Menurut Founder dan CEO Emtrade Ellen May, berinvestasi di saham unicorn memiliki risiko tinggi, serta potensi untung yang tinggi pula. Kendati demikian, investor mesti bisa melihat bagaimana prospek usaha, pangsa pasar, atau keberlangsungan digital karena teknologi itu bukan jangka pendek melainkan jangka panjang.
 
"Ketika ingin membeli saham unicorn harus benar-benar pahami mengapa alasan belinya. Boleh alasan teknikal maupun fundamental," ujar Ellen, Selasa, 24 Agustus 2021 lalu.
 
Ellen menyampaikan, jika tidak memahami fundamental, setidaknya investor dapat mengikuti tren harga naik dengan teknikal dan membatasi risiko ketika harga turun. Investor harus memegang prinsip utama, "Belilah sejumlah nominal yang kita siap dengan risikonya".
 
"Karena baik saham digital maupun nondigital, saham old economy maupun new economy, semuanya mengandung risiko fluktuasi," kata Ellen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan