Namun demikian, kebijakan rem darurat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak membuat mata uang Garuda melempem. Rupiah pagi ini dibuka menguat 31 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.768 per USD dari sebelumnya Rp14.799 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS mendapatkan tekanan pada Rabu waktu setempat karena optimisme pasar terhadap pandangan ekonomi Eropa yang akan disampaikan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) malam ini.
"Nilai tukar regional termasuk rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS dengan kondisi dolar AS tersebut," ujar Ariston, dikutip dari Antara, Kamis, 10 September 2020.
Selain itu aset berisiko seperti indeks saham juga terlihat positif pagi ini. Indeks saham AS berbalik menguat pada Rabu, 9 September 2020 malam, setelah mengalami kejatuhan yang dalam sehari sebelumnya. Hal ini memberikan sentimen positif ke indeks saham Asia pagi ini.
Namun demikian, lanjut Ariston, pasar juga masih mewaspadai isu hubungan AS dan Tiongkok yang memanas dan penghentian sementara pengujian vaksin AstraZeneca tahap tiga.
"Kedua isu ini bisa menekan pergerakan aset berisiko kembali. Sementara dari dalam negeri, isu pemberlakuan PSBB juga bisa menjadi penekan untuk rupiah," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp14.700 per USD hingga Rp14.850 per USD. Pada Rabu, 9 September 2020, rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,23 persen menjadi Rp14.799 per USD dari sebelumnya Rp14.765 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News