Sebagai pionir green banking, BNI menjadi bank nasional pertama yang menerbitkan green bond dalam denominasi rupiah. Dana terhimpun akan digunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).
Adapun surat utang ini ditawarkan dalam tiga seri, yakni seri A dengan jangka tiga tahun, seri B jangka lima tahun, dan seri C jangka tujuh tahun.
Berikut kategori proyek pembiayaan hijau:
- Energi terbarukan.
- Efisiensi energi.
- Pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan.
- Konservasi keanekaragaman hayati darat dan air
- transportasi ramah lingkungan.
- Pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan
- adaptasi perubahan iklim.
- Gedung berwawasan lingkungan, serta pertanian berkelanjutan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menyampaikan green banking merupakan salah satu sektor yang masuk dalam kategori sangat strategis bagi BNI. Selain karena manfaatnya yang sangat tinggi terhadap kestabilan dan keberlanjutan ekonomi jangka panjang, perseroan memiliki banyak nasabah, debitur, serta mitra yang dapat diajak untuk bersama-sama mendorong terwujudnya green ekonomi di Indonesia.
“Green ekonomi merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI. Tentunya seluruh Penawaran Umum Green Bond ini akan kami gunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori KUBL seperti arahan dari pemerintah dan otoritas,” ungkapnya dalam Public Expose dan Penawaran Awal Green Bond BNI, Rabu, 11 Mei 2022.
BNI membukukan catatan kinerja positif baik dari ekspansi portofolio hijau sekaligus implementasi ESG di semua lini bisnis. Portofolio hijau BNI mencapai Rp170,5 triliun pada kuartal I-2022. Nilai ini mengambil porsi 28,9 persen dari total portofolio kredit BNI.