Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah). Foto: dok BNI.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah). Foto: dok BNI.

Kinerja Kinclong, BNI Raup Laba Bersih Rp10,7 Triliun di Semester I-2024

Husen Miftahudin • 22 Agustus 2024 21:28
Jakarta: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperoleh laba bersih secara konsolidasi hingga Juni 2024 tumbuh sebesar 3,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp10,7 triliun, yang sejalan dengan ekspektasi market.
 
Pencapaian laba yang baik ini didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal kedua sehingga BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit per Juni 2024 sebesar 11,7 persen (yoy) menjadi Rp727 triliun, meningkat dibandingkan pertumbuhan kredit di kuartal pertama yang sebesar 9,6 persen (yoy).
 
"Pertumbuhan kredit ini dihasilkan dari ekspansi yang prudent di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit consumer, dan perusahaan anak," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar saat konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024.
 
Adapun penyaluran kredit atau loan disbursement BNI (bank only) selama semester I-2024 mencapai Rp171 triliun, meningkat 48 persen dibandingkan semester I-2023, yang disalurkan terutama pada korporasi blue chip baik swasta dan BUMN.
 
Tiga sektor ekonomi dengan penyaluran kredit terbesar adalah perdagangan, energi, dan manufaktur. Namun, secara umum BNI masih melihat loan demand yang cukup baik di seluruh sektor ekonomi. 
 
"Ekspansi kredit kami fokuskan pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional yang diikuti optimalisasi bisnis dari ekosistem debitur, sehingga mendorong pertumbuhan kredit di segmen lainnya, seperti consumer yang tumbuh hingga 15,1 persen (yoy)," papar Royke.
 

DPK tumbuh 1%

 
Direktur Finance Novita Widya Anggraini mengatakan, total Dana Pihak ketiga (DPK) di semester I-2024 tercatat tumbuh satu persen (yoy), didukung oleh pertumbuhan tabungan sebesar 4,3 persen (yoy) dan giro 1,1 persen (yoy). Sementara deposito terkoreksi 2,6 persen (yoy).
 
"Hal ini mendorong rasio CASA terhadap DPK naik menjadi 70,7 persen dibandingkan setahun sebelumnya sebesar 69,6 persen. Upaya tersebut menghasilkan efisiensi CoF, sehingga CoF di kuartal II-2024 menjadi 2,72 persen, membaik tujuh bps dibandingkan kuartal sebelumnya," jelas Novita.
 
Ekspansi bisnis yang terakselerasi dan efisiensi dari sisi CoF yang terjadi di kuartal II-2024 menghasilkan pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang meningkat 3,1 persen dari kuartal sebelumnya. Kinerja top line juga didukung oleh pertumbuhan Fee Based Income (FBI) yang baik mencapai 11,9 persen (yoy), didorong oleh pertumbuhan fee dari banking activities dan transaksi digital.
 
Sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR). Rasio NPL per Juni 2024 tercatat berada di level 2,0 persen, membaik jika dibandingkan Juni tahun lalu yang sebesar 2,5 persen.
 
Baca juga: 882 Rekening Judi Online Diblokir BNI
 

Credit cost turun

 
Sementara itu, LaR yang mencakup NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi tercatat sebesar 12,3 persen, membaik dibandingkan Juni tahun lalu sebesar 16,1 persen.
 
"Meskipun indikator kualitas aset menunjukkan perbaikan yang kuat, kami terus mengimbanginya dengan penyediaan pencadangan pada level yang cukup untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian di masa mendatang. Rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau credit cost hingga semester I-2024 sebesar satu persen, menurun 40 bps dibandingkan credit cost yang dibentuk pada semester satu tahun lalu sebesar 1,4 persen," jelas Novita.
 
Ia menekankan, CKPN yang dibentuk sangat memadai untuk meng-cover kebutuhan penambahan pencadangan bagi debitur-debitur yang masih dalam perhatian khusus. Kecukupan pencadangan ini tergambar dari rasio pencadangan untuk NPL dan LaR pada posisi Juni 2024, yang berada di level memadai masing-masing sebesar 298 persen dan 48 persen.
 
"Kami berkomitmen untuk menjaga momentum positif kinerja dan mencapai target bisnis tahun ini, antara lain dengan melihat masih baiknya loan demand, terutama di segmen korporasi, serta potensi membaiknya kondisi likuiditas di semester II-2024 dari kebijakan moneter dan fiskal, baik global maupun domestik yang lebih ekspansif," tutup Novita.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan