Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan kondisi perbankan nasional saat ini dalam kondisi stabil didukung dengan likuiditas yang sangat besar. Alat-alat likuid meningkat cukup besar dibandingkan sebelumnya.
"Pada 2020 ada Rp2.219 triliun yang Rp1.404 triliun di antaranya dalam bentuk SBN (Surat Berharga Negara) dan penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp554 triliun," jelas Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam sebuah acara yang digelar secara virtual, Rabu, 24 Maret 2021.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh tinggi sebesar 10,57 persen. Pertumbuhan ini di atas kenaikan DPK dalam kondisi normal sebelum pandemi covid-19 yang rata-rata tumbuh di kisaran enam persen sampai tujuh persen.
"Ini wajar karena pada masa covid-19 ini kita tidak mempunyai keleluasaan untuk spending, untuk piknik, untuk makan di restoran, untuk belanja, dan sebagainya. Sehingga uang kita kebanyakan ditabung," jelasnya.
Sedangkan rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level yang rendah yaitu 82,5 persen. Menurut Wimboh, kondisi ini merupakan hal yang wajar karena para pengusaha tengah mengurangi balance kreditnya di bank.
"Hal tersebut karena usahanya masih dalam proses pemulihan, tentunya mengurangi beban bunga bagi para pengusaha ini. Ini adalah suatu hal yang wajar," tutur dia.
Kondisi permodalan perbankan juga terjaga pada level yang cukup kuat dengan tingkat rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24,5 persen. Adapun tingkat risiko risiko kredit juga terjaga pada akhir Januari 2021 sebesar (NPL gross) 3,17 persen.
Pertumbuhan kredit pada Januari 2021 juga mengalami perbaikan. Kredit pada awal tahun ini mengalami pertumbuhan positif meski masih dalam fase kontraksi sebesar minus 1,92 persen.
"Ini sudah ada perbaikan. Mulai pulihnya ekonomi akan berdampak pada pertumbuhan kredit walaupun masih dalam zona kontraksi terutama yang disebabkan oleh para pengusaha-pengusaha besar, manufaktur, hotel, restoran fine dining, transportasi, yang masih dalam proses recovery," tutup Wimboh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News