Ilustrasi aliran dana asing masuk RI - - Foto: dok AFP
Ilustrasi aliran dana asing masuk RI - - Foto: dok AFP

Lonjakan Dana Asing Perkuat Stabilitas Eksternal RI

Husen Miftahudin • 17 Februari 2021 16:10
Jakarta: Sejak awal tahun Indonesia terus kebanjiran dana-dana asing di pasar keuangan domestik. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) per 5 Februari 2021, aliran modal dari luar negeri mengalir sebanyak Rp30,22 triliun ke pasar keuangan domestik.
 
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai ketertarikan investor memindahkan asetnya ke Indonesia karena menawarkan pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan negara maju. Imbal hasil riil RI relatif lebih tinggi karena tingkat inflasi yang rendah di tengah tren persisten dari imbal hasil obligasi AS yang lebih rendah.

 
"Kondisi tersebut mendorong perbedaan suku bunga yang besar dan membuat tingginya perilaku pengambilan risiko investor asing," ujar Riefky dalam rilis Analisis Makroekonomi Edisi Februari 2021, Rabu, 17 Februari 2021.

Riefky menjelaskan lonjakan portofolio yang terjadi ini mendorong imbal hasil obligasi pemerintah satu tahun turun dari 4,5 persen di Januari 2021 menjadi 4,0 persen. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun relatif tidak berubah di 6,3 persen.
 
"Dengan kondisi eksternal yang lebih baik, BI dengan cepat diuntungkan oleh arus masuk modal yang kuat sepanjang tahun ini melalui peningkatan cadangan devisa. Ini akan berguna pada saat BI perlu menjaga stabilitas eksternal," paparnya.

 
Di Januari 2021, lanjutnya, cadangan devisa Bank Indonesia mencapai USD138 miliar, lebih tinggi dari USD135,9 miliar pada akhir 2020. Angka cadangan devisa ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah.
 
"Cadangan devisa saat ini menunjukkan kecukupan likuiditas yang melengkapi BI dalam mendukung stabilitas rupiah jika terjadi potensi guncangan di masa depan," sebut Riefky.
 
Dia menambahkan, lonjakan arus masuk modal ke pasar keuangan domestik juga membuat nilai tukar rupiah berada dalam tren apresiasi. Sejak tahun lalu, mata uang Garuda tersebut stabil terhadap dolar AS di kisaran Rp13.900 per USD hingga Rp14.100 per USD.
 
"Dibandingkan dengan tingkat depresiasi di negara-negara berkembang lainnya, rupiah termasuk yang berkinerja terbaik karena telah terapresiasi sekitar satu persen sejak awal tahun ini," pungkas Riefky.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan