Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo mengungkapkan survei yang dilakukan pada Februari-Maret 2020 menunjukkan jumlah konsumen syariah terutama di asuransi syariah terus meningkat. Pemahaman tentang asuransi jiwa syariah, misalnya, meningkat delapan delapan persen dari 2016 ke 2020.
"Pemahaman tentang asuransi jiwa syariah meningkat sebanyak delapan persen yakni dari 31 persen di 2016 menjadi 39 persen di 2020. Memang masih rendah tapi karena saya tahu sekali lebih dari lima tahun yang lalu tingkat literasinya sangat rendah maka kalau sekarang sudah hampir 40 persen kita membacanya itu sebuah pencapaian," kata Nini, Jumat, 11 Desember 2020.
Kemudian, lanjut Nini, survei juga menunjukkan bahwa minat di asuransi jiwa syariah meningkat sebanyak 18 persen yakni 40 persen di 2016 menjadi 58 persen di 2020. Yang paling menarik dari yang berminat yakni 44 persen adalah milenial yang berusia 25-34 tahun. Itu berita baik karena kami tidak menyangka milenial Indonesia sangat tertarik dengan syariah," tukasnya.
Jika dirinci lagi pertanyaan minat di asuransi jiwa syariah, masih kata Nini, sebanyak 81 persen adalah Muslim dan sebanyak 16 persen merupakan kalangan non Muslim. Pada konteks ini, Nini memandang, mereka yang non-Muslim melihat asuransi syariah memiliki manfaat secara universal.
"Kami percaya konsep dari syariah ini memang universal dan sangat inklusif. Nasabah non-Muslim saja di semester I meningkat lebih dari 200 persen dan itu bukti nyata bahwa produk-produk asuransi syariah itu memang manfaatnya untuk semua," kata Nini.
Lebih lanjut, Nini mengatakan Prudential Indonesia memiliki tiga strategi guna memaksimalkan laju bisnis terutama untuk lini usaha syariahnya. Wakil Presiden Ma'ruf Amin pernah berkata penduduk Muslim di Indonesia adalah Muslim yang rasional. Artinya, mereka mau membeli produk asuransi syariah tapi juga mau mendapatkan manfaat yang sesuai dengan kebutuhan.
"Karena itu strategi pertama adalah inovasi produk dan layanan. Muslim rasional mau beli produk syariah tapi juga mau mendapatkan manfaat yang sesuai kebutuhan dan kompetitif dengan produk-produk lain di konvensional," kata Nini.
Karena itu, lanjut Nini, asuransi syariah harus mampu melahirkan banyak inovasi guna memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus tetap kompetitif. "(Strategi) kedua adalah kolaborasi. Kami akan berkolaborasi dengan banyak partner dari sisi produk, layanan, dan distribusi termasuk juga untuk literasi asuransi syariah," ungkap Nini.
Ketiga, optimalisasi digitalisasi. Penggunaan digital menjadi penting sekarang ini karena bisa mempermudah jangkauan. "Digitalisasi penting karena kami berusaha untuk menjangkau saudara-saudara kita yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia dengan lebih efisien dan efektif melalui digital," pungkas Nini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News