Mengutip data Logam Mulia Antam, Sabtu, 3 Oktober 2020, harga emas Antam di awal pekan atau tepatnya Senin, 28 September, berada di level Rp1,006 juta per gram. Lalu pada Selasa, 29 September, harga emas Antam menanjak ke level Rp1,014 juta per gram. Kemudian pada Rabu, 30 September, harga emas kembali naik ke posisi Rp1,016 juta per gram.
Sedangkan pada Kamis, 1 Oktober, harga emas Antam tertekan ke level Rp1,013 juta per gram. Lalu pada akhir pekan atau tepatnya Jumat, 2 Oktober, harga emas Antam mampu kembali menguat ke level Rp1,015 juta per gram. Ketidakpastian yang menyelimuti perekonomian membuat emas Antam terus pancarkan pesonanya.
Sementara itu, emas berjangka turun tipis pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (USD). Namun emas masih bertahan di atas level USD1.900 setelah berita bahwa Presiden AS Donald Trump positif mengidap covid-19 yang imbasnya mengurangi sentimen risiko.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange tergerus USD8,7 atau 0,45 persen menjadi USD1.907,60 per ons. Pada Kamis, 1 Oktober, emas berjangka melonjak USD20,8 atau 1,1 persen menjadi USD1.916,30.
Emas berjangka turun USD7,7 atau 0,4 persen menjadi USD1.895,50 pada Rabu, 30 September. Sebelumnya melonjak USD20,9 atau 1,11 persen menjadi USD1.903,20 pada Selasa, 29 September. Serta menguat USD16 atau 0,86 persen menjadi USD1.882,30 pada Senin, 28 September.
"Pemilu tinggal 33 hari lagi, ada begitu banyak yang tidak diketahui, apakah itu kasus ringan dan bagaimana dia akan bereaksi? Jadi kita harus lari ke tempat yang aman menjaga emas tetap bertahan. Pedagang tampak berhati-hati karena mereka khawatir tentang penjualan di pasar ekuitas," kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures Bob Haberkorn.
Fokus juga tertuju pada kesepakatan bantuan bantuan virus korona AS yang masih mengalami kemacetan. Emas dapat naik kembali jika kongres AS mengesahkan RUU stimulus. "Yang tampaknya menjadi menggantung di pasar untuk saat ini," kata Haberkorn.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News