Ilustrasi. Foto: dok MI/Pius Erlangga.
Ilustrasi. Foto: dok MI/Pius Erlangga.

Sore Ini Rupiah Masih Tersungkur ke Rp14.852/USD, Ini Gara-garanya

Husen Miftahudin • 29 Juni 2022 15:45
Jakarta: Nilai tukar rupiah kembali tersungkur terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ini karena imbal hasil mengambil sebagian dari kemilau mata uang, dengan investor mempertimbangkan risiko resesi dari kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif.
 
"Pembuat kebijakan Federal Reserve menjanjikan kenaikan suku bunga cepat lebih lanjut untuk menurunkan inflasi yang tinggi, tetapi mendorong kembali terhadap meningkatnya kekhawatiran di kalangan investor dan ekonom bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi akan memicu penurunan tajam," ungkap analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya, Rabu, 29 Juni 2022.
 
Ibrahim melanjutkan, Presiden Fed New York John Williams dan Mary Daly dari San Francisco mengatakan mereka harus mendinginkan inflasi, tetapi bersikeras soft landing masih mungkin dilakukan. Suku bunga dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi akan mengurangi permintaan emas karena tidak menghasilkan bunga.

"Conference Board (CB) kepercayaan konsumen jatuh ke level terendah 16-bulan pada Juni karena inflasi yang tinggi membuat konsumen khawatir tentang perlambatan ekonomi," terangnya.
 
Di Asia Pasifik, Tiongkok mengambil langkah mengejutkan dengan memangkas waktu karantina bagi pelancong yang datang menjadi tujuh hari dari 14 hari di fasilitas karantina terpusat.
 
"Langkah tersebut mengangkat harapan pasar akan pergeseran Tiongkok ke strategi covid-19 lain yang dapat mengurangi kerusakan ekonomi," papar Ibrahim.
 
Baca juga: Rupiah Diperkirakan Melemah Dipicu Kekhawatiran Resesi

 
Dari faktor dalam negeri, pasar terus memantau perkembangan program pengungkapan sukarela atau PPS yang berakhir hari ini. Dengan suksesnya tax amnesty tahap II ini, ada kemungkinan di sisa waktu kepemimpinan Presiden Joko Widodo akan dilakukan tax amnesty tahap III.
 
"Karena masih banyak pengusaha dan tuan tanah, terutama di 34 provinsi, yang belum mengikuti pengampunan pajak tersebut," sebutnya.
 
Adapun total nilai aset yang diungkapkan peserta sejauh ini mencapai Rp452,9 triliun. Dari jumlah tersebut, diketahui 9,7 persen di antaranya merupakan aset yang berada di luar negeri. Sedangkan harta deklarasi luar negeri per 29 Juni 202 sebesar Rp44,2 triliun.
 
"Pemerintah telah memperoleh Pajak Penghasilan (PPh) Rp46,01 triliun dari penyelenggaraan PPS sejauh ini. Jumlah tersebut mencakup 10,16 persen dari total nilai harta bersih," ucap Ibrahim.
 
Mengutip data Bloomberg, pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap USD melemah ke level Rp14.852 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 22 poin atau setara 0,15 persen dari posisi Rp14.830 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp14.848 per USD. Rupiah melemah sebanyak 49 poin atau setara 0,33 persen dari Rp14.835 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp14.848 per USD atau turun 11 poin dari perdagangan di hari sebelumnya sebesar Rp14.837 per USD.
 
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.840 per USD hingga Rp14.890 per USD," pungkas Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan